"Syukur dalam pertandingan ketat ini, kami masih mampu meraih poin meski hanya satu. Ini bukan hasil yang kami harapkan karena target kami meraih tiga poin," kata Fakhri, dikutip dari laman resmi klub, Senin.
Pada laga tersebut, Borneo FC sempat memimpin dengan dua gol di babak pertama, tetapi dibuyarkan dengan dwigol kapten Arema Johan Farizi di menit kedua dan memaksa laga ditutup dengan skor imbang 2-2.
Baca juga: Dwigol Johan Farizi selamatkan Arema FC dari kekalahan lawan Borneo FC
Menurut Fakhri, kemenangan yang sudah di depan mata Borneo FC harus musnah setelah Singo Edan mampu memanfaatkan skema bola mati di babak kedua.
Meski demikian, Fakhri menyebut jika permainan anak asuhnya sangat bagus di babak pertama, tapi konsistensi di babak kedua yang gagal dijalankan.
"Pada babak pertama pemain bermain luar bisa dan sangat bagus. Kami bertahan dengan baik dan beberapa serangan kombinasi gol terjadi juga sangat luar biasa, tapi sayang konsistensi ini tidak bisa kami perlihatkan di babak kedua," ujarnya.
Bahkan, Fakhri melihat bahwa Pesut Etam secara umum tidak bermain di bawah tekanan Arema FC.
"Dua gol yang terjadi adalah dalam situasi set piece, satu dari freekick dan satu dari corner kick. Hal ini sebenarnya sudah kami antisipasi, di latihan pun kami lakukan," katanya.
Baca juga: Gelandang Borneo FC Komang anggap tiga laga tersisa sebagai final
"Tetapi, set piece ini situasi yang sangat kritis ya karena kondisinya sangat berbeda dengan permainan terbuka. Arema punya eksekutor yang sangat bagus saat tendangan bebas terjadi," tambah Fakhri.
Justru melalui laga itu, kata pria asal Aceh itu, menjadikan pembelajaran berharga dan pengingat untuk menghadapi dua laga terakhir dengan hasil yang maksimal.
"Kami bisa melayani Arema FC saat melakukan permainan terbuka, tetapi gagal mengantisipasi dalam set piece. Hal ini jadi pelajaran berharga untuk Borneo FC buat menghadapi dua laga ke depan," pungkasnya.
Baca juga: Jonathan Bustos antar Borneo FC kandaskan Persiraja 2-1
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022