Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti mendorong pemangku kepentingan untuk saling berkolaborasi dalam menemukan solusi pada setiap permasalahan.
“Para pemimpin di berbagai organisasi pemerintahan tidak lagi dapat bekerja sendiri-sendiri dengan batasan dinding-dinding penyekat dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang dihadapi Indonesia,” ujar Suharti pada pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Tahun 2022 yang dipantau di Jakarta, Senin.
Baca juga: Indonesia dorong penerapan Kampus Merdeka dalam kancah global
Kolaborasi untuk menemukan solusi, kata dia, penting dilakukan. Ia juga menekankan bahwa penyusunan rencana strategis membutuhkan kemampuan pemimpin yang benar-benar menguasai masalah, perencanaan, dan adaptasi dengan situasi yang makin menantang.
“PKN II didesain untuk mencetak para pejabat tinggi pratama agar memiliki kemampuan manajerial dan menjunjung tinggi tugas dengan nilai-nilai akuntabilitas. Kali ini kita mengusung tema 'Membangun Ekosistem Pendidikan Berkualitas yang Partisipatif dan Kolaboratif', yang selaras dengan visi Kelompok Kerja Pendidikan atau Education Working Group G20, dimana Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun ini,” kata dia.
Salah satu cita-cita bangsa Indonesia, ungkap Suharti, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, perlu memastikan seluruh warga negara bisa menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Dengan adanya PKN diharapkan dapat mewujudkan hal tersebut.
“Oleh karena itu, mohon para peserta memastikan komitmen dan mengikuti pelatihan dengan konsekuen,” ucapnya.
Suharti berpesan agar para peserta yang berasal dari berbagai lembaga perguruan tinggi di bawah naungan Kemendikbudristek dan instansi lainnya agar membuka jejaring dan pertemanan untuk kolaborasi.
Baca juga: Kemendikbudristek libatkan anak muda jaga keistimewaan rempah
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kemendikbudristek, Amurwani Dwi Lestariningsih, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan PKN Tingkat II bertujuan mengembangkan kompetensi peserta supaya bisa memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama.
“Kompetensi yang dikembangkan dalam PKN Tingkat II merupakan kompetensi kepemimpinan strategis, yaitu kompetensi manajerial untuk menjamin akuntabilitas jabatan yang meliputi tersusunnya rumusan alternatif kebijakan yang memberikan solusi, tercapainya hasil kerja unit yang selaras dengan tujuan organisasi, terwujudnya pengembangan strategi yang terintegrasi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi, dan terwujudnya kapabilitas pada unit kerja untuk mencapai hasil (outcome) organisasi,” kata Amurwani.
Pusdiklat merespons isu-isu strategis aktual dalam merumuskan pelatihan. Khususnya terkait G20, yang mana pandemi merupakan momen langka untuk transformasi dunia menjadi lebih baik.
Baca juga: Indonesia ajak dunia tata dan bangun sistem pendidikan
Baca juga: Pemerhati minta Kemendikbudristek selesaikan peta jalan dahulu
“Dengan semangat pulih bersama serta berkolaborasi mewujudkan Merdeka Belajar, semangat PKN juga mengacu pada hal tersebut,” jelas Amurwani.
Subtema yang diusung PKN II adalah peningkatan kualitas pendidikan yang merata pada masa dan pascaCOVID-19, peningkatan kualitas akses pendidikan melalui teknologi digital, peningkatan gotong royong, dan solidaritas untuk mengatasi learning loss, penyiapan SDM dalam menghadapi perubahan dunia kerja pascaCOVID-19, dan pengarusutamaan pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan dalam pendidikan.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022