Padang (ANTARA News) - Museum Adityawarman Sumatera Barat menargetkan sedikitnya 15 ribu pengunjung selama pameran bersama museum se-Sumatera bertajuk "Islam dan Budaya Sumatera", 28 September hingga Desember 2011.
Kepala Museum Adityawarman Sumatera Barat Muasri di Padang, Selasa, menyebutkan, selain merupakan agenda tahunan museum se-Sumatera, pameran tersebut diadakan untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke museum tahun 2011 yang ditargetkan 110 ribu pengunjung.
"Pameran diadakan juga dalam rangka memberi nilai edukasi bagi masyarakat, khususnya bagi praktisi pendidikan, siswa, mahasiswa, guru dan dosen termasuk para sejarawan dan budayawan," katanya.
Untuk menarik perhatian pengunjung, pihaknya telah menambahkan 23 koleksi terbaru di Museum Adityawarman. Hingga saat ini koleksi di Museum Adityawarman menjadi 6.114 benda.
Sedangkan khusus untuk pameran tersebut, telah dihimpun sebanyak 120 koleksi dari delapan museum di delapan provinsi di Sumatera.
"Sebanyak 120 koleksi yang dihimpun dari delapan museum di Sumatera tersebut ditampilkan dalam bentuk asli, replika dan foto," katanya.
Ia menyebutkan, benda-benda yang akan dipamerkan dibagi ke dalam tujuh materi yang berhubungan dengan kebudayaan Islam seperti, katagori religi; benda-benda yang berkaitan dengan kegiatan upacara-upacara budaya dan Islam.
Selanjutnya, benda-benda yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, arsitektur atau bangunan Islam, karya seni seperti kaligrafi, naskah-naskah Islam, numismatika seperti uang dan stempel, serta sigilografi yakni aksara Islam.
Ia mengatakan, pameran dijadwalkan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Selain itu turut mengundang Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementria Kebudayaan dan Pariwisata, kepala museum se Indonesia, asosiasi museum Indonesia dan banyak lainnya.
Pameran tersebut terbuka untuk umum dengan tarif masuk seperti biasa yakni Rp2.000 bagi pengunjung dewasa dan Rp1.000 untuk anak-anak.
"Selama dua pekan pertama, kita akan gratiskan tarif masuk bagi pengunjung dan tarif normal akan berlaku setelah itu," sebutnya.
Pemeran terselenggara atas kerjasama seluruh museum yang ada di Sumatera. Semua museum yang terlibat dalam pameran turut berkontribusi dalam penganggaran, katanya.
Jika pameran seperti itu hanya diadakan oleh satu museum, maka bisa jadi pemeran akan terkesan kecil. Namun jika melibatkan museum-museum yang ada di Sumatera, pameran Islam dan budaya Sumatera itu akan menjadi besar.
"Diharapkan adanya pameran tersebut masyarakat dapat menikmati wisata sejarah dan budaya, sekaligus memberi nilai positif dalam ilmu pengetahuan," katanya.
(T.KR-AH/F002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011