Jakarta (ANTARA News) - Dr Kaharuddin Djenod M Eng, pakar arsitektur perkapalan meraih penghargaan "Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award" (BJHTA) 2011 karena prestasinya membangun perusahaan desain perkapalan pertama di Indonesia.

"Terafulk Megantara Design yang didirikannya ini merupakan tonggak sejarah bagi industri perkapalan di Indonesia," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A Iskandar di Jakarta, Selasa.

Selain menjadi perusahaan desain perkapalan pertama di Indonesia, untuk pertama kalinya dalam sejarah industri Jepang mau mengalihkan pekerjaan divisi desainnya yang selama ini merupakan hulu dari keseluruhan rangkaian proses pendirian kapal kepada perusahaan desain kapal di Indonesia yang baru berdiri pada 2006, ujarnya.

Rata-rata order desain kapal Terafulk ini mencapai 25-30 unit per tahun yang pesanannya berasal dari beberapa galangan terkemuka di Jepang seperti Shin Kurushima Dockyard, Mitsubishi Kobe Heavy Industry dan Sasebo Shipyard.

Selain desain kapal, usaha yang didirikannya juga berkembang dengan berdirinya PT Terafulk Global Biz pada 2007 yang bergerak di bidang "Shipbrokerage" dan "general trading" serta PT Terafulk Multimedia yang bergerak di industri multimedia pada 2007.

Seiring perkembangan bisnisnya itu baru-baru ini, ia juga mendirikan PT Tunas Terafulk Lines yang didirikan untuk mengantisipasi pertumbuhan bisnis pelayaran di Indonesia dan PT Terafulk Hydrocraft Indonesia yang khusus membangun kapal untuk industri minyak di Gresik.

Proyek kapal yang baru saja diluncurkan adalah kapal aluminium Crewboat sepanjang 34 meter bernama "Tunas Terafulk I" yang kini melayani "charter" pelayaran dalam negeri untuk industri migas.

"Kapal ini memiliki nilai spesial karena untuk kapal sejenis ini merupakan yang pertama di Indonesia yang keseluruhan proses desain, fabrikasi, hingga operasinya dilaksanakan perusahaan milik putra Indonesia," papar Marzan.

Sementara itu, Kaharuddin Djenod, menyesalkan bangsa Indonesia adalah negara yang bangga akan teknologi maritimnya di masa lalu, namun kenyataanya tidak demikian.

"Saya percaya bangsa kita sebenarnya mampu asal kita mau," kata pria yang menyelami pendidikan arsitektur perkapalan di Jepang itu.

(T.D009/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011