Sentani (ANTARA News) - Isak tangis dan suasana duka mendalam anggota keluarga mengiringi pemakaman Paul Wastlund, pilot pesawat PK-UCE milik Yayasan Jasa Aviasi Indonesia (Yajasi) yang tewas ketika pesawatnya jatuh di Passvaley, Kabupaten Yalimo, Papua, Kamis (22/9) lalu.
Paul Wastlund dimakamkan di Jalan Sosial, Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa siang.
Ratusan pelayat tampak menitikkan air mata menyaksikan proses ibadah pemakaman pilot yang sehari-harinya melayani masyarakat asli Papua yang ada di pedalaman itu.
Dari pantauan ANTARA di rumah duka, tidak hanya Warga Negara Asing yang datang melayat, tetapi juga masyarakat asli Papua dari daerah pedalaman yang sengaja datang untuk mengantas sang pilot ramah itu ke tempat peritrahatan yang terakhir itu.
Isak tangis pada pelayat semakin menjadi saat anak bungsu dari Pilot Paul Marth menympaikan kisahnya besama sang ayah baik di rumah maupun saat diajak berkeliling ke wilayah pegunungan dengan menggunakan pesawat yang berbada kecil.
"Banyak pelajaran yang saya peroleh dari ayah, saat kami berdua naik pesawat banyak kenangan indah saat berdua tidak muda saya lupakan. Saya akan selalu mencintai ayahku," katanya sambil menangis.
Mart bersama ibunya Lavone dan kakanya Joy sangat terpukul atas peristiwa itu yang merenggut nyawa pilot kurang lebih 14 tahun di pedalaman Papua itu.
Mereka bertiga saling merangkul sejak ibadah di rumah duka dimulai hingga ke pemakaman untuk saling menguatkan karena peristiwa tersebut merupakan pukulan yang terberat bagi mereka.
Sebagaimana diketahui pilot Paul Wastlund menjadi korban jatuhnya pesawat PK-UCE milik Yajasi bersama dua orang penumpang, di Passvaley, Kabupaten Yalimo, Kamis, (22/9).
(KR-HLM)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011