Semua pedagang yang ada di TPS (tempat penampungan sementara) dan namanya masuk ke dalam data Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag), semuanya harus masuk tanpa terkecuali

Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi secara resmi membuka Pasar Turi Baru setelah 15 tahun terbengkalai pascakebakaran tahun 2007.

"Semua pedagang yang ada di TPS (tempat penampungan sementara) dan namanya masuk ke dalam data Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag), semuanya harus masuk tanpa terkecuali," kata Wali Kota Eri saat pembukaan Pasar Turi Baru di Jalan Pasar Turi, Jepara, Kecamatan Bubutan, Surabaya, Senin.

Pembukaan Pasar Turi Baru itu diawali dengan menggelar pengajian dan tasyakuran bersama para pedagang Pasar Turi Baru di halaman Pasar Turi Baru. Dalam doa bersama itu, hadir semua koordinator pedagang Pasar Turi beserta para anggotanya.

Acara itu dimulai dengan istigasah yang dipimpin oleh Ustadz Aziz Muslim, lalu pengajian oleh K.H. Mas Mansur Tholhah, dan ditutup doa bersama oleh Mas Yusuf bin Mas Muhajir Basyaiban. Selanjutnya, ada pemotongan tumpeng dari Wali Kota Eri yang diberikan kepada salah satu koordinator pedagang Pasar Turi H. Syukur.

Prosesi pembukaan Pasar Turi Baru itu juga ditandai dengan pemotongan untaian melati yang didampingi oleh para ulama, pihak investor sekaligus pengelola Pasar Turi Baru PT Gala Bumi Perkasa, dan juga semua koordinator pedagang Pasar Turi Baru.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan bahwa pada Senin ini, para pedagang harus masuk semuanya ke gedung Pasar Turi Baru. Pemindahan barang pedagang itu akan dibantu oleh jajaran Pemkot Surabaya, dan selanjutnya TPS akan dibongkar.

"Saya ucapkan terima kasih kepada PT Gala Bumi Perkasa karena sudah mau menampung semuanya," kata Eri.

Eri juga menjelaskan, bahwa dalam membangun sesuatu harus ada gotong royong dan kekeluargaan, sehingga yang kaya bisa membantu yang lemah. Bahkan, dalam Islam pun ada infaq dan sodaqoh. Ketika seseorang memiliki kelebihan harta, harus memberikan infaq dan sodaqoh, karena sebagian rejeki kaum dhuafa itu dititipkan kepada yang kaya itu.

"Sama juga dengan kondisi di Pasar Turi. Jadi, kalau ada yang tidak mampu, ya, minta keringanan, alhamdulillah dari PT Gala Bumi Perkasa sudah menyampaikan kalau ada yang meminta keringanan akan dibantu, karena kan tidak mungkin semuanya. Silahkan diajukan, nanti saya sendiri dan jajaran pemkot yang akan mengawalnya," ujarnya.

Sementara itu, General Manager Pasar Turi Baru Teddy Supriyadi menyampaikan terima kasih banyak kepada Wali Kota Eri karena sudah meluangkan waktunya untuk membuka Pasar Turi Baru. Ia menjelaskan bahwa hari ini adalah momentum relokasi pedagang pasar turi, terutama yang ada di TPS untuk pindah ke dalam gedung Pasar Turi Baru.

"Insya Allah komitmen dari semua elemen pedagang bersama-sama berkomitmen untuk mulai masuk dan menata barang dagangannya di Pasar Turi Baru ini. Hingga saat ini sudah banyak yang melakukan serah terima kunci dan sudah bersiap berjualan di dalam Pasar Turi Baru," katanya.

Salah satu koordinator pedagang Pasar Turi H. Syukur yang juga menerima tumpeng langsung dari Wali Kota Eri mengaku tidak kuasa menahan tangis bahagianya karena sudah puluhan tahun menunggu untuk bisa berjualan lagi di Pasar Turi.

Syukur juga memastikan bahwa sudah berkomunikasi dengan para pedagang lainnya untuk segera mengurus perpindahannya ke dalam Pasar Turi Baru karena akan dipermudah oleh pihak PT Gala Bumi Perkasa.

"Semua elemen pedagang sudah komunikasi dengan anggotanya masing-masing, dan alhamdulillah sampai sejauh ini tidak ada yang menolak untuk pindah, karena memang itu yang kita tunggu-tunggu sejak puluhan tahun lalu, makanya saya tadi menangis bahagia, itu tangis rasa syukur saya kepada Allah. Terima kasih Pak Eri dan jajaran pemkot," katanya.

Baca juga: Wali Kota Surabaya pastikan semua pedagang dapat stan Pasar Turi Baru
Baca juga: Surabaya melarang penggunaan kantong plastik di pasar
Baca juga: Harga minyak goreng di pasar tradisonal Surabaya dekati HET

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022