Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa Indonesia berupaya menyelaraskan kepentingan masyarakat anggota G20 dalam mengangkat isu-isu yang akan dibahas pada perhelatan tersebut.

"Tentunya kita di dalam konsensus bersama itu kita melakukan diskusi dan identifikasi awal. Isu-isu apa saja yang saat ini menjadi kepentingan bersama. Jadi, tidak merefleksikan hanya kepentingan Indonesia atau sekelompok anggota G20," kata Djatmiko pada Forum Merdeka Barat yang disiarkan virtual, Senin.

Djatmiko mengatakan, isu-isu yang diangkat pada G20 yang akan diselenggarakan di Indonesia adalah hasil kolaborasi RI dengan organisasi-organisasi internasional, di mana semua anggota G20 dan negara undangan menjadi bagian dari kerjasama sektor tersebut.

"Sehingga, enam isu tersebut sudah disepakati bersama," ujar Djatmiko.

Menurut Djatmiko, isu-isu yang diangkat sangat relevan dengan situasi saat ini dan dapat memberi dorongan untuk masa yang akan datang.

"Saya rasa itu proses yang terjadi. Kita meneruskan legacy itu. Karena G20 sudah berproses dari tahun-tahun sebelumnya. Ada memang isu-isu yang terus dilanjutkan pembahasannya, karena memang sifatnya yang penting," kata Djatmiko.

Sebagai contoh yaitu reformasi badan perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO) yang sudah lima kali presidensi dibahas, dan pada prakteknya atau situasinya di lapangan masih diperlukan satu upaya konsensus bersama untuk mencapai reformasi di tubuh WTO.

Selain itu juga penguatan lembaga perdagangan multilateral agar bagaimana bisa berperan lebih maksimal dalam rangka mewujudkan capaian kinerja pembangunan berkelanjutan.

"Ini merupakan program PBB, diikuti hampir seluruh negara di dunia, hampir 200 negara, dan ini targetnya 2030 harus terpenuhi. Nah, bagaimana disini G20 mendorong upaya untuk bisa mencapai Sustainable Development Goals (SDG's) di 2030 tercapai," ujar Djatmiko.

Diketahui, Indonesia akan mengangkat tiga hal penting dalam gelaran Trade, Investment and Industri Working Group (TIIWG) G20 yang mengangkat tema "Recover Together Recover Stronger", di mana Indonesia sebagai pemegang Presidensi Forum G20 Tahun 2022.

Tema tersebut diejawantahkan untuk tiga sub tema yang penting. Pertama adalah bagaimana kita menyelesaikan arsitektur kesehatan global.

Selanjutnya yakni tentang transformasi digital dan terakhir tentang penggunaan energi hijau serta energi baru terbarukan.

Ketiga hal tersebut menjadi tantangan kegiatan ekonomi dari peradaban dunia saat ini. Dengan menyelesaikan ketiganya, maka dunia dinilai akan siap menyelesaikan pandemi yang sedang terjadi, juga pandemi-pandemi yang mungkin terjadi di masa datang.

Baca juga: Bappenas: G20 perlu pikirkan sistem kota yang responsif dan ramah anak
Baca juga: Menaker: G20 ajak pekerja muda tingkatkan keterampilan dan daya saing
Baca juga: Dubes Korsel: Negara maju G20 harus bantu negara berkembang

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022