Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Delegasi Indonesia terus berupaya melobi perwakilan parlemen dari 115 negara yang hadir pada Sidang Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) untuk mendukung kemerdekaan penuh Palestina dan solusi dua negara.
Indonesia konsisten memajukan isu Palestina dalam tiap sidang tahunan IPU, termasuk pada sidang majelis ke-143 dan tahun ini yang digelar pada 20–24 Maret 2022 di BICC Nusa Dua, Bali.
“Lobi-lobi masih dilakukan, di (forum ini), sebagian teman-teman juga ada di general debate (sesi debat umum) untuk merapikan draf,” kata Wakil Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera saat ditemui usai menghadiri sesi debat tentang perdamaian dan keamanan internasional di BICC, Nusa Dua, Senin.
Baca juga: Indonesia kembali suarakan isu Palestina pada Sidang Ke-144 IPU
Delegasi Indonesia saat ini berupaya memasukkan isu Palestina dalam daftar masalah mendesak (emergency item) sehingga nantinya dapat dibahas di sidang majelis dan resolusi atas isu itu dapat disepakati oleh para delegasi.
“Kami sedang membangun konsensus agar pilihan kami juga bisa diakomodasi dan diterima (oleh delegasi lain),” kata Mardani Ali Sera menjawab pertanyaan ANTARA.
Palestina sejak 2008 merupakan anggota penuh IPU, Israel juga telah menjadi anggota penuh forum parlemen dunia itu.
Mardani optimistis isu Palestina dapat didukung oleh mayoritas delegasi pada sidang majelis nanti, mengingat saat ini Ketua DPR RI Puan Maharani bertindak sebagai pimpinan/presiden sidang majelis.
“Kami tetap berharap at the end of the day of this IPU assembly (pada sidang majelis, Red.) isu Palestina tetap menjadi satu keputusan yang tegas dari seluruh anggota parlemen IPU,” kata Mardani.
Wakil Ketua BKSAP itu saat ditanya mengenai kemungkinan negosiasi dengan Israel menjawab Indonesia hanya akan berunding melalui wadah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan IPU. Pasalnya, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan tidak mengakui Israel sebagai negara.
“IPU dan PBB yang kami jadikan dasar. Kami tidak ingin berdialog secara langsung. Jadi, IPU dan PBB yang akan mengusulkan (ke forum), kemudian kami ikut. Pokoknya, posisi kami two-state solution (solusi dua negara) harus segera diwujudkan,” terang Mardani.
Konflik Israel dan Palestina sampai saat ini masih terus terjadi, terutama soal kendali atas perbatasan, anggaran, dan lahan. Kasus-kasus kekerasan terhadap warga sipil dan perampasan lahan yang dilakukan oleh Israel masih kerap dialami oleh Palestina.
Meskipun wilayah Palestina saat ini ada di Jalur Gaza dan sebagian Tepi Barat, Israel kerap ikut campur atas kendali di dua daerah tersebut.
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti masalah Palestina pada berbagai forum IPU, termasuk saat dia berpidato pada upacara pembukaan, Minggu (20/3/2022).
“Kita jangan melupakan untuk menyelesaikan konflik di berbagai belahan Bumi lainnya. Pertemuan ini juga dapat mendesak tercapainya kemerdekaan penuh Palestina,” kata Puan di hadapan ribuan delegasi dari 115 negara.
Baca juga: AWG galang dukungan untuk pembebasan tahanan perempuan Palestina
Baca juga: MER-C: Indonesia bisa berperan lebih besar untuk kemerdekaan Palestina
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022