"Sebenarnya untuk pengamanan rutin tetap kami lakukan, hanya saja mulai semalam (Minggu malam, 25/9), pengamanan di tempat ibadah lebih diintensifkan," kata KBO Sabhara, Polres Trenggalek, Iptu Suyono, Senin.
Peningkatan pengamanan tersebut dilakukan dengan menambah jumlah personel kepolisian yang melakukan patroli, maupun pengamanan pada saat kegiatan peribadatan berlangsung.
"Setiap hari 15 anggota (polisi) yang melakukan pengamanan, terdiri atas satuan Sabhara, Lalu-Lintas, Reskim maupun dari intel, sedangkan untuk patroli ada sembilan anggota yang keliling dari satu gereja ke gereja yang lain," kata Suyono.
Sedangkan untuk gereja yang melakukan kegiatan ibadah, polisi akan melakukan pengawalan secara penuh selama acara berlangsung, dengan pola terbuka dan tertutup.
"Karena dari pengalaman yang sudah-sudah aksi terorisme itu selalu dilakukan pada saat jemaat sedang melakukan kegiatan peribadatan," ujarnya.
Ia menambahkan, seluruh anggota kepolisian yang melakukan patroli dilengkapi dengan senjata, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal- hal yang tidak diinginkan, seperti penyerangan secara langsung menggunakan senjata maupun saat berupaya menghentikan seseorang/kelompok orang yang dicurigai sebagai teroris.
"Kami tidak ingin kejadian di Solo itu terjadi di Trenggalek dan kami harapkan masyarakat juga ikut berperan serta dalam menjaga ketentraman," kata mantan kanit provost ini.
Di wilayah Kecamatan Trenggalek, terdapat enam gereja yang saat ini menjadi fokus pengamanan anggota Polres Trenggalek, sedangkan untuk gereja di tingkat kecamatan dan desa pengamanan dilakukan oleh polsek setempat.
Sementara itu, berdasar hasil pantauan kepolisian saat ini kondisi keamanan di wilayah Trenggalek relatif aman dan kondusif.
"Sampai detik ini situasinya cukup aman dan tidak ada hal-hal yang mencurigakan, namun demikian kewaspadaan terus kami tingkatkan," tegasnya. (ANT-130/Z002)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011