Perang Rusia-Ukraina memberi dampak kepada perdagangan produk perikanan asal Indonesia, meskipun tidak signifikan
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan Abdul Halim menilai konflik Rusia-Ukraina tidak berdampak signifikan kepada ekspor komoditas sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
"Perang Rusia-Ukraina memberi dampak kepada perdagangan produk perikanan asal Indonesia, meskipun tidak signifikan," katanya di Jakarta, Senin.
Abdul mencontohkan, salah satu komoditas andalan sektor kelautan nasional adalah udang, yang kegiatan pascapanen serta pemasaran ke pasar luar negeri tidak berpengaruh signifikan.
Sedangkan, pada tingkat produksi untuk komoditas udang, menurut dia, juga tidak berdampak secara langsung.
"Terlebih lagi pasar di dalam negeri juga mulai membaik," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan perdagangan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina yang tengah terlibat perang saat ini, tidak terlalu besar.
"Kalau kita lihat kontribusinya itu baik ekspor ataupun impor tidak terlalu besar dengan kedua negara tersebut," katanya.
Perdagangan Indonesia dengan Rusia pada 2021 tercatat surplus 239,8 juta dolar AS. Sedangkan perdagangan pada Januari-Februari 2022 mengalami defisit 15 juta dolar AS.
Menurut Margo, ekspor RI ke Rusia kontribusinya hanya 0,65 persen terhadap ekspor nasional. Sedangkan, kontribusi impornya hanya 0,64 persen terhadap total impor Indonesia.
Sementara itu, perdagangan Indonesia dengan Ukraina selama 2021 mengalami defisit 623,9 juta dolar AS. Sedangkan, perdagangan RI-Ukraina pada Januari-Februari 2022 juga defisit 6,9 juta dolar AS.
"Kontribusi ekspor Indonesia ke Ukraina pada 2021 yakni 0,18 persen. Impornya 0,53 persen. Secara kumulatif pada Januari-Februari 2022, total ekspor RI ke Ukraina sebesar 0,07 persen dan impor 0,10 persen," ujar Margo.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan Kementerian Perdagangan mempersiapkan langkah mitigasi aktivitas perdagangan terkait perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Langkah mitigasi ini dilakukan untuk mempersiapkan sejumlah alternatif yang bisa dilakukan untuk menyasar pasar ekspor dan juga aktivitas impor yang selama ini melibatkan Indonesia dengan dua negara tersebut.
Baca juga: Pengamat: Hasil G20 harus bisa bermanfaat bagi ekspor perikanan RI
Baca juga: KKP: Keberlanjutan-ketertelusuran syarat mutlak cegah penolakan ekspor
Baca juga: Luhut targetkan RI jadi lima besar eksportir produk perikanan dunia
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022