Palembang (ANTARA News) - Pihak panitia Sumatera Selatan meminta panitia SEA Games Indonesia pusat (InaSOC) segera mengirimkan beragam peralatan pertandingan ke Palembang, untuk dapat dipasang pada venues cabang olahraga, kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga setempat, Musni Wijaya.

"Sumsel sudah melayangkan surat sebanyak tiga kali ke InaSOC pusat, dan pada surat ketiga kami mencantumkan paling lambat pada akhir September 2011," ujar Musni, di Palembang, Senin (26/9).

Menurut dia, dua surat terdahulu tidak mendapatkan balasan dari InaSOC pusat.

"Komunikasi telah dilakukan baik secara lisan maupun tertulis kepada Deputi I InaSOC Djoko Pramono. Namun hingga kini jawaban yang diterima hanya sebatas lisan saja, padahal Sumsel ingin suatu kepastian kapan barangnya tiba," kata dia lagi.

Dia menegaskan, Sumsel sangat fokus pada permasalahan ketersediaan peralatan pertandingan itu, karena menyangkut kesiapan daerah sebagai penyelenggara.

"Jangan sampai, publik akan menyalahkan Sumsel karena menilai tidak siap. Padahal masalah peralatan pertandingan menjadi tanggung jawab pusat bukan daerah. Sumsel hanya berkewajiban menyediakan venue cabang olahraga, sedangkan isinya adalah tanggung jawab pusat," ujar dia.

Dia mengungkapkan, keterlambatan itu karena pihak Kemenpora tertunda menerima kucuran dana dari APBN dan APBN-P 2011.

"Peralatan pertandingan merupakan tanggung jawab Kemenpora, sedangkan InaSOC bertugas mengecek hasil pengadaannya agar sesuai dengan yang diinginkan. Namun, bila barangnya belum juga ada hingga kini, apanya yang akan dicek," kata dia.

Menurut dia, malahan ada beberapa cabang olahraga yang alokasi dana untuk pembelian peralatan pertandingan terdapat pada APBN-P.

Semua itu terjadi akibat pengajuan sebelumnya tidak sesuai dengan patokan harga atau alokasi dana pada APBN 2011.

"Untuk APBN saja dananya sulit keluar, apalagi mesti menunggu APBN-P," ujar dia.

Karena itu, Musni berharap, pemerintah pusat dapat menemukan solusi dari permasalahan itu, mengingat SEA Games akan digelar pada 11-22 November mendatang.

"Agar menghemat waktu, Sumsel meminta barang yang sudah didatangkan ke Palembang telah diverifikasi oleh pengurus cabang olahraga tingkat pusat. Nanti repot, jika karena tidak sesuai ketentuan harus dikembalikan lagi ke Jakarta," kata dia.

Berkaitan dengan beberapa venues yang belum selesai pengerjaannya, Musni mengatakan, pihaknya telah menyiapkan gudang penyimpanan peralatan pertandingan jika didatangkan ke Palembang.

"Seperti tinju, sudah ada gudang di PT Pusri yang siap digunakan. Tapi ada juga beberapa cabang olahraga yang tidak memerlukan gudang lagi, seperti senam yang langsung ditempatkan pada venuenya di Gedung Ranau Jakabaring," kata dia.


Masalah Honor

Para petugas pemandu kontingen SEA Games (liaison officer/LO) belum mempertanyakan honor, meskipun telah bekerja selama pertandingan tes event, kata Koordinator LO Sumsel, Suparman Roman.

"Sejauh ini masih aman-aman saja, para petugas tidak ada yang menanyakan honornya. Sepertinya mereka telah memahami kondisi yang terjadi saat ini," ujar Suparman.

Menurut dia, para petugas itu mengetahui dari pemberitaan pada media massa bahwa dana untuk honor panitia SEA Games belum dicairkan.

"Mungkin karena SEA Games sudah di depan mata, sehingga para LO sudah tidak memikirkan honor lagi. Bagi mereka, bisa turut dalam kepanitiaan SEA Games saja sudah suatu kebanggaan," kata dia.

Dia menerangkan, itu terjadi lantaran para LO mayoritas dari kalangan mahasiswa.

"Umumnya para mahasiswa ini ingin mencari pengalaman dan bukan memikirkan honor yang bakal didapatkan. Bisa bergaul dengan para atlet dan tamu-tamu negara akan menjadi suatu kebanggaan bagi mereka," ujar dia lagi.

Suparman menambahkan, sebanyak 370 LO disiapkan Sumsel untuk perhelatan SEA Games XXVI di Indonesia yang direncanakan upacara pembukaan dan penutuannya di Palembang, 11-22 November mendatang.

"Semula kami menyiapkan 750 orang, tapi dari InaSOC pusat meminta dikurangi menjadi 370 orang saja, karena keterbatasan dana. Bagi Sumsel tidak masalah, karena sisanya akan dialihkan sebagai tenaga sukarela," kata dia.

Kesiapan bertugas pada SEA Games mendatang, para LO telah melakukan uji coba dalam berbagai tes event, seperti pada cabang olahraga bola voli indoor, atletik, dan petanque.

"Sejauh ini tidak ada kendala berarti karena para LO yang merupakan mahasiswa mudah untuk dipandu dan bisa bekerja sendiri. Hanya saja, masih ada kendala masalah bahasa, terutama dalam keluwesan berbahasa Inggris," kata dia.

Fenita, salah seorang LO mengaku bangga bisa turut serta dalam kepanitiaan SEA Games di Sumsel.

"Sebagai putra daerah saya bangga sekali bisa menjadi LO. Bagi saya, honor bukan hal yang utama karena pengalaman ini belum tentu akan terulang lagi. Apalagi, saya mendapatkan dukungan dari orang tua dalam hal biaya," kata Fenita. (ANT-037/M033)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011