Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu Siswo Pramono meminta mahasiswa Indonesia di Australia untuk tidak hanya belajar dengan baik, tapi juga mencari pengalaman dan membangun jaringan.
Hal itu disampaikan Siswo dalam acara penyambutan mahasiswa baru di kampus Australian National University (ANU), Canberra, Jumat (18/3), seperti dikutip dalam keterangan pers KBRI Canberra yang diterima di Jakarta, Minggu.
“Belajar dengan keras sudah pasti, karena kalian ada di kampus terbaik dunia. Tapi jangan hanya belajar, kalian juga harus bergaul dengan orang Australia dan mahasiswa internasional lainnya. bangun jaringan seluas-luasnya, karena kelak hal itu akan bermanfaat untuk bangsa. Yang harus diingat juga, hari ini Anda pergi meninggalkan tanah air untuk belajar dan mencari pengalaman, kelak pada waktunya kalian kembali untuk membangun negeri,” kata dia.
Menurut Siswo, mahasiswa benar-benar bisa memanfaatkan kesempatan kuliah di ANU untuk belajar dengan baik dan pada saat yang sama juga mau bergaul untuk membangun jaringan.
Ia menceritakan kenangan dan pengalaman ketika menjadi mahasiswa di ANU.
“Saya kuliah di Australia selama 8 tahun dari S1 sampai S3, dan jadi Dubes baru 3 bulan, jadi saya lebih lama jadi mahasiswa dibanding jadi diplomat,” katanya.
Saat dirinya kuliah di ANU, kata Siswo, situasi kampus jauh lebih sepi dibandingkan kondisi saat ini.
“Kalian tahu tidak, dulu saat saya kuliah ada kakak kelas saya bernama Penny Williams. Saat ini, saat saya diamanahkan menjadi Dubes Indonesia untuk Australia, ternyata Penny juga ditugaskan menjadi Dubes Australia di Indonesia. Karena kami sama-sama tinggal di Toad Hall dan kami berhubungan baik, maka saat kami sama-sama mendapatkan amanah sebagai dubes, hal itu memudahkan kami berinteraksi dan tentu dapat membantu menguatkan hubungan Australia dan Indonesia," kata dia.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Mukhamad Najib mengaku gembira dengan begitu banyaknya mahasiswa baru dari Indonesia di ANU.
“Mahasiswa yang berhasil diterima di ANU, apalagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, baik dari pemerintah Australia maupun dari pemerintah Indonesia, tentunya merupakan orang-orang pilihan. Semoga mahasiswa bisa benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan yang terbaik," kata Najib.
Selama dua tahun terakhir, perbatasan Australia ditutup karena COVID-19 sehingga tidak ada mahasiswa baru dari Indonesia yang bisa datang ke kampus-kampus di Australia.
Namun setelah perbatasan dibuka akhir 2021 lalu, mahasiswa Indonesia kembali mendapatkan kesempatan untuk datang dan kuliah di Australia.
Saat ini, menurut Najib, berdasarkan data 2022, ada sekitar 11 ribu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia.
Dari jumlah itu, sekitar 80 persen di antaranya kuliah di perguruan tinggi dan sisanya ada yang mengambil kursus, sekolah vokasi dan lain-lain.
“Saat ini jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia relatif turun dibanding sebelum pandemi COVID-19 terjadi. Kalau dulu mahasiswa Indonesia bisa mencapai angka 20 ribuan, saat ini, dari data terakhir yang kami terima ada sekitar 11 ribuan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Australia,” kata Najib.
Baca juga: KBRI tingkatkan kerja sama antara universitas Indonesia, Australia
Baca juga: KBRI dorong penguatan pendidikan bahasa Indonesia di Australia
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022