Jakarta (ANTARA) - Emisi terestrial tropis dapat menjelaskan lebih dari 80 persen perubahan yang teramati dalam laju peningkatan metana atmosfer global selama periode 2010-2019, demikian hasil penelitian terbaru oleh sebuah tim riset gabungan.
Konsentrasi metana di atmosfer telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak masa praindustri, menyumbang 20 persen dari pemanasan global yang disebabkan oleh manusia saat ini, kata seorang peneliti dari Institut Fisika Atmosfer di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) Liu Yi seperti dilansir Xinhua, Minggu.
Emisi metana terestrial tropis, yang merupakan kontributor utama, mewakili sekitar 60 persen dari total emisi global dan 84 persen dari laju peningkatan rata-rata tahunan global pada 2010-an, menurut hasil penelitian yang diterbitkan secara daring di jurnal Nature Communications tersebut.
Besarnya variasi dalam peningkatan metana atmosfer, sebuah gas rumah kaca utama, disebabkan oleh beragam emisi antropogenik dan alami serta kehilangan akibat oksidasi karena radikal hidroksil.
Para peneliti dari tim studi gabungan tersebut menggunakan kumpulan data selama satu dekade (2010-2019) tentang pengumpulan metana dan pengukuran permukaan dengan satelit untuk membatasi emisi posterior metana.
Tim peneliti yang menggunakan analisis meteorologi korelatif menemukan korelasi musiman yang kuat antara perubahan skala besar pada suhu permukaan laut di lautan tropis dan variasi regional dalam emisi metana di Amerika Selatan tropis dan Afrika tropis.
Oleh karena itu, kemampuan prediksi yang ada untuk variasi suhu permukaan laut dapat membantu memperkirakan variasi metana atmosferik global, papar tim peneliti.
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022