Mataram (ANTARA) - Musisi beraliran jazz asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Suradipa bersama Komunitas Nuansa Masyarakat Peduli Budaya (Numadi) sampai sekarang tengah memperjuangkan alat musik tradisional "Klenang Nunggal" menjadi warisan tak benda dari NTB.
"Saat ini tinggal menunggu saja dari pengajuan yang telah dilakukan sejak 2019. Sedangkan risetnya telah dilakukan sejak 2016," katanya saat jadi pembicara "Bincang-bincang Halaman Belakang Antara NTB", di Mataram, Minggu.
Ia menegaskan upaya klenang nunggal mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional tersebut, tak lain merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap kesenian tradisional.
Dikatakan, jika upaya tersebut tidak dilakukan dikhawatirkan akan diklaim pihak lain. "Yang jelas saat ini, kita sedang proses untuk diakui sebagai warisan tak benda NTB, " kata musisi jebolan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Ia menjelaskan alat musik kleneng nunggal berupa lempengan besi yang tersusun satu-satu hingga menghasilkan suara atau bunyi.
Kemudian, setiap pemain memainkan satu lempeng besi atau memiliki nada. "Jadi untuk memainkan alat itu, butuh lima orang, " katanya.
Alat klenang nunggal dahulunya merupakan alat pengiring untuk pengiring pengantin saat pernikahan seperti di Lombok Timur.
Namun keberadaannya tergantikan oleh alat musik "Gendang Belek". "Jadi diperlukan strategi secara bersama-sama untuk menghidupkan kembali Klenang Nunggal ini," katanya.
Sebelumnya, musisi folk song asal Lombok, Ary Juliyant menyebutkan kekayaan Seni dan budaya sangat banyak hingga layak untuk diperkenalkan secara nasional.
"Seperti gula gending yang menghasilkan bunyi yang menarik dan enak didengar, " tandasnya
.Baca juga: Gula gending, harmoni bunyi yang terlupa
Baca juga: Kemenparekraf gali potensi musik tradisional Lombok NTB
Baca juga: Suradipa The Journey dan "folksong" Suku Sasak
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022