Padang (ANTARA News) - Kabut asap kembali menyelimuti Kota Padang yang diduga berasal dari kebakaran hutan di Pekanbaru dan Sumatera Utara. Wartawan ANTARA dari Kota Padang, Jumat, melaporkan, kabut asap itu mulai menyelimuti Kota Padang sejak pagi hari, meski hingga siang jarak pandang masih normal yakni lima kilometer. Sebelumnya kabut asap juga melanda Kota Padang pada Sabtu pekan lalu, namun dilaporkan belum mempengaruhi aktivitas transportasi dan jalur penerbangan di Kota ini. Andrian (24) salah seorang warga mengaku mulai terganggu akibat kabut asap dan suhu kota Padang yang dirasakan panas bila dibandingkan hari sebelumnya. "Dampak kabut akan terasa jika berkendaraan di jalan terutama bagian tenggorokan yang terasa perih jika bernafas," katanya. Terkait dengan kondisi tersebut, Kepala Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Tabing Padang, Emrizal menjelaskan hasil pantauan satelit memperlihatkan adanya peningkatan kadar kabut asap di wilayah Kota Padang. "Kondisi tersebut tentu berkonversi dengan meningkatnya suhu Kota Padang pada siang hari karena pantulan sinar matahari tertahan oleh partikel-partikel asap yang berada di langit kota," katanya. Dijelaskannya, akibat dari gejala alam tersebut masyarakat saat ini akan merasakan suhu udara meningkat hingga 32 derajat, sementara suhu normal berada antara 21 hingga 30 derajat. Menurut dia, salah satu pemicu kabut asap di Sumbar akibat arus angin yang bergerak dari utara ke selatan Pulau Sumatera. "Namun jika terus dibiarkan kabut itu bisa makin menebal dan akan mengganggu penerbangan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu," katanya. Berdasarkan pantauan BMG, kata dia, sampai saat ini kabut asap itu memang belum menggangu aktivitas penerbangan dari dan ke Sumbar. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006