Jakarta (ANTARA News) - Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah.
"Jelas kami sangat menyayangkan. Kenapa di negeri yang sudah mulai kondusif ini masih ada aksi-aksi tak bertanggung jawab seperti itu," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, Minggu.
Mengaca pada kejadian yang sama sebelumnya, kata Said Aqil, aksi bom bunuh diri yang mengakibatkan satu orang tewas dan sejumlah orang terluka tersebut akan semakin menyudutkan nama Islam, yang acap kali menjadi "kambing hitam".
Kejadian itu juga dianggap Said Aqil akan menjadikan Indonesia semakin dinilai miring oleh dunia internasional.
"Apalagi untuk nama Islam, kejadian ini akan semakin menyulitkan upaya perbaikan nama yang tengah kami lakukan, yang juga dilakukan oleh teman-teman ormas lainnya," katanya.
Untuk mengembalikan citra Indonesia sebagai negara yang aman, PBNU meminta agar aparat keamanan, baik dari kepolisian, TNI dan unsur lainnya bisa secara serius mengungkap aksi bom bunuh diri tersebut, termasuk aktor di balik pengeboman dan motif yang mendasarinya.
"Jangan sampai berlarut-larut, karena nama Indonesia juga yang akan terkena imbasnya," kata Said Aqil.
Sambil menunggu selesainya proses penyelidikan, Said Aqil meminta masyarakat, khususnya warga NU, senantiasa mengedepankan kewaspadaan, saling menjaga satu sama lain.
"Kita ini hidup dalam bingkai NKRI. Tidak semestinya ada sekelompok orang, apapun alasannya, untuk melakukan penyerangan, pengeboman atau teror dalam bentuk lain terhadap warga negara lainnya," katanya.
Aksi bom bunuh diri terjadi di GBIS, Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu pagi. Satu orang yang diduga pelaku dipastikan meninggal dunia, sementara 22 orang mengalami luka berat dan ringan, serta dirawat intensif di RS dr Oen dan RS Bryata Minulya. (ANT)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011