Surakarta (ANTARA News) - Forum Kerukunan Lintas Umat Beragama Kota Surakarta Jateng meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi melalui pernyataan sikap setelah terjadinya ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, pada Minggu siang.

Juru Bicara Forum Kerukunan Lintas Umat Beragama Kota Surakarta Anthon Karundeng, di Solo, Minggu, mengatakan, pernyataan pihaknya merasa prihatin dengan kejadian yang menewaskan satu orang dan melukai puluhan jemaat gereja tersebut.

"Kami sepakat bahwa kejadian tersebut bukan masalah agama melainkan kejahatan kemanusiaan. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan kejadian ini," kata Anthon yang juga perwakilan dari Ketua Forum Gereja Kristen Surakarta itu.

Ia mengharapkan, masyarakat Kota Solo dan seluruh di Indonesia dapat menjaga persaudaraan dan kebersamaan.

"Selain tetap menjaga keutuhan tali persaudaraan, seluruh komponen masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap kondusif," kata dia.

Dia mengatakan, pernyataan sikap yang disepakati oleh forum antarumat beragama tersebut adalah menghargai sikap aparat yang berwenang dalam menangani kasus ledakan bom tersebut.

Pihaknya mengharapkan, aparat dapat segera mengungkap kasus tersebut hingga tuntas.

"Tidak lupa kami juga mengajak masyarakat untuk mendoakan para korban yang masih dirawat secara intensif di rumah sakit agar segera lekas pulih dari luka yang dideritanya," kata dia.

Perumusan pernyataan sikap di Kantor Radio Immanuel Surakarta sekitar pukul 21.00 WIB tersebut dihadiri sekitar 40 anggota forum dari lima agama.

Lima orang yang menandatangani pernyataan sikap tersebut adalah H. Helmi Saadilah (perwakilan Islam), Pendeta Anthon Karundeng (Kristen), AM. Roni Nurhayanto (Katolik), Ida Bagus Komang (Hindu), dan Johny Chandra (Buddha).

Menurut rencana, Forum Kerukunan Lintas Umat Beragama Kota Surakarta akan membesuk para korban luka yang dirawat di RS dr. Oen Surakarta pada Senin (26/9) pukul 10.00 WIB.
(ANT-202/M029)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011