Lebak (ANTARA) - Ulama kharismatik Kabupaten Lebak, Provinsi Banten KH Hasan Basri mendesak aparat Kepolisian segera menyelidiki pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta penghapusan 300 ayat Al Quran karena mengandung sikap intoleran..
"Pernyataan Saifuddin Ibrahim itu jelas-jelas menistakan umat Islam juga menimbulkan kegaduhan, "kata pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Sabtu.
Disebutkan, Pendeta Saifuddin meminta Menag Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al Quran, karena mengundang intoleran tentu salah besar dalam memaknai penafsiranya.
Ditegaskan KH Hasan Basri, dalam ajaran pokok Islam ayat Al Quran sebanyak 6.666, tidak boleh ada yang dikurangi.
Karena itu, menurut KH Hasan Basri,,aparat berwenang segera menangkap dan menyelidiki pernyataan Saifuddin Ibrahim tersebut.
"Kami mendukung Saifuddin Ibrahim diproses secara hukum, " kata Ketua Bidang Fatwa MUI Banten.
Ia mengatakan, jika Pendeta Saifuddin Ibrahim tidak segera diselidiki maka dapat menimbulkan kemarahan umat Islam.
"Sebab, pernyataanya mengundang provokatif, kebencian dan kegaduhan,"tegasnya.
Mantan Ustad Pesantren Al Zaitun juga minta Menag Yaqut Cholil Qaumas kurikulum pesantren dan madrasah diubah, karena sumber potensi radikalisme dan terorisme.
Diakuinya, para kiai se-Kabupaten Lebak yang mengelola pesantren dan madrasah tersakiti dan ternodai atas pernyataan Saifuddin Ibrahim itu.
"Sepanjang sejarah di Kabupaten Lebak tidak ada pesantren yang terpapar paham radikalisme maupun terorisme,"ujarnya.
Dengan demikian, pernyataan itu tentu menimbulkan keresahan dan provokasi untuk mengadu domba antarumat .
Saifuddin Ibrahim yang kini menjadi pendeta jangan menyebar kebencian, dan provokasi terhadap umat Islam.
Ajaran Al Quran sangat mengutamakan persatuan juga kesatuan, kedamaian dan tidak ada sumber intoleran maupun radikalisme.
Bahkan Islam itu, menurut Kiai kharismatik Lebak, merupakan agama "rahmatan lil alamin' atau menyebarkan kasih sayang untuk umat manusia di seluruh alam.
"Kami melihat pernyataan Pendeta Saifuddin Ibrahim menimbulkan kegaduhan dan provokasi untuk memecahkan belah antarumat, " katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhsidin
Copyright © ANTARA 2022