Alih-alih memiliki ketakutan dan keraguan tentang apa yang mungkin dilakukan The Fed, kami memiliki peta jalan yang jelas untuk kebijakan moneter

New York (ANTARA) - Tiga indeks utama Wall Street lebih tinggi pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan dorongan terbesar dari saham teknologi yang baru-baru ini terpukul, setelah pembicaraan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping mengenai krisis Ukraina berakhir tanpa kejutan besar.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 274,17 poin atau 0,80 persen, menjadi menetap di 34.754,93 poin. Indeks S&P 500 menguat 51,45 poin atau 1,17 persen, menjadi berakhir di 4.463,12 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 279,06 poin atau 2,05 persen, menjadi ditutup pada 13.893,84 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor teknologi dan konsumen nonprimer masing-masing terdongkrak 2,19 persen dan 2,18 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu sektor utilitas tergelincir 0,9 persen, merupakan satu-satunya kelompok yang menurun.

Tiga indeks utama Wall Street membual persentase kenaikan mingguan terbesar sejak awal November 2020 dengan S&P naik 6,2 persen, sementara Indeks Dow Jones naik 5,5 persen dan Indeks Nasdaq melonjak 8,2 persen.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup turun, investor pantau konflik Rusia-Ukraina

Investor juga merasa lega dengan melambatnya kenaikan harga minyak ketika mereka terus mencerna kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada Rabu (16/3/2022) dan rencana agresifnya untuk kenaikan lebih lanjut yang bertujuan memerangi inflasi yang melonjak.

Presiden AS Joe Biden memperingatkan Pemimpin China Xi Jinping selama panggilan telepon bahwa akan ada "konsekuensi" jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina, kata Gedung Putih. Kedua belah pihak menekankan perlunya solusi diplomatik untuk krisis tersebut.

Sementara Xi meminta negara-negara NATO untuk mengadakan dialog dengan Moskow, dia tidak menyalahkan Rusia atas invasi tersebut.

"Pembacaan dari pertemuan itu seperti yang diperkirakan," kata Kepala Strategi Pasar National Securities, Art Hogan, di New York mengenai pembicaraan Xi dan Biden. Dia mengatakan bahwa sejak pembicaraan Rusia-Ukraina berlanjut, investor cenderung optimis.

Baca juga: Dolar menguat, dipicu The Fed sebut perlu lebih agresif atasi inflasi

"Mengenai Rusia, Ukraina, pasar lebih positif pada berita dari front diplomatik daripada negatif pada eskalasi."

Hogan juga mengutip harga minyak yang lebih tenang dan kelegaan bahwa berita Fed yang sangat dinanti akhirnya keluar.

"Alih-alih memiliki ketakutan dan keraguan tentang apa yang mungkin dilakukan The Fed, kami memiliki peta jalan yang jelas untuk kebijakan moneter," katanya.

Selain tindakan Fed yang kurang berat dari yang diharapkan, Kepala Strategi Interactive Brokers, Steve Sosnick, di Greenwich, Connecticut, mengatakan investor diyakinkan bahwa harga minyak mentah AS tidak terlalu jauh di atas 100 dolar AS pada Jumat (18/3/2022) setelah baru-baru ini melampaui 130 dolar AS.

"Setidaknya untuk minggu ini minyak telah menemukan levelnya. Itu positif bagi pasar karena kenaikan harga minyak membebani pikiran konsumen sebagai indikator inflasi," kata Sosnick. "Apakah pasar menyukai minyak sekitar 100 dolar AS? Tidak. Tapi apakah lebih bahagia harganya sekitar 100 dolar AS daripada naik 20 dolar AS setiap hari? Tentu saja."

Baca juga: Harga minyak naik di atas 1 persen, tertekan pasokan yang ketat

Investor juga memantau dampak dari triple witching Jumat (18/3/2022), di mana investor melepas posisi di kontrak berjangka dan opsi sebelum berakhir, yang dapat menyebabkan volatilitas dan volume perdagangan.

Moderna Inc ditutup melonjak 6,3 persen setelah produsen obat itu mengajukan permintaan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk mengizinkan booster kedua vaksin COVID-19-nya.

Saham Boeing Co ditutup naik 1,4 persen setelah laporan pembuat pesawat itu mendekati pesanan penting dari Delta Air Lines hingga 100 pesawat jet 737 MAX 10.

Tetapi saham perusahaan pengiriman AS FedEx Corp merosot hampir 4,0 persen setelah laporan pendapatan kuartalan yang lebih lemah dari perkiraan.

Baca juga: Dolar menguat, dipicu The Fed sebut perlu lebih agresif atasi inflasi

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022