Sirte, Libya (ANTARA News) - Para pejuang penguasa sementara Libya memasuki kota kelahiran Gaddafi Sirte Sabtu dalam sebuah serangan mendadak yang NATO katakan didukungnya untuk menghentikan tindakan brutal para pengikut rezim terusir.
Ketua Dewan Transisional Nasional (NTC) Mustafa Abdel Jalil mengatakan sebuah pemerintahan sementara akan diumumkan minggu depan dan bahwa otoritas baru sudah mengendalikan "senjata terlarang" secara internasional Gaddafi.
Juru bicara dewan militer Misrata Abdel Ibrahim mengatakan tujuh pejuang NTC tewas dan 145 luka-luka dalam apa yang nampaknya sebagai gerakan menjepit yang dilancarkan dari selatan dan timur.
Dengan menggunakan tank dan truk pickup yang dipasangi senjata anti pesawat terbang, pasukan NTC menyingkirkan penghalang jalan yang dipasang pasukan Gaddafi dan menuju pusat kota sebelum membangun pertahanan mereka sendiri di garis depan.
Di sebuah jalan pantai yang dikelilingi lubang-lubang dan bangunan-bangunan bopeng, meriam antitank kaliber 106 mm berulang kali menggempur posisi Gaddafi, didukung rentetan tembakan mortir dan peluncur roket berganda.
"Kami mendesak mereka mundur" sesudah perintah "mengejutkan" untuk menyerang dikeluarkan oleh perwira tinggi militer NTC, kata komandan Mohammed al-Aswawi di sebuah truk radio yang memonitor unit-unit di medan.
"Pertama kami mengeluarkan keluarga-keluarga dahulu, dan kemudian perintahnya adalah supaya menyerang dan membebaskan Sirte," katanya kepada AFP.
"Juga ada serangan dari selatan," tambahnya, karena Dewan Militer Misrata mengatakan bahwa medan depan sedang diperkuat oleh para pejuang NTC yang telah mengambil bagian dalam "pembebasan Al-Jafra."
Para pejuang garis depan di Sirte yakin bahwa salah satu putera Gaddafi, Mustassim, bersembunyi di pinggiran selatan kota itu.
"Mustassim ada di sana. Kami mendengar dia di radio memberi perintah-perintah," kata komandan operasi NTC Osama Muttawa Swehly kepada AFP Sabtu.
Ketika pertempuran berkecamuk hingga malam, seorang komandan lain, Hassan Tarhar Zaluk, mengatakan pasukan NTC musti melanjutkan perang merebut Sirte Minggu.
"Kami akan berhenti malam ini. Tidak ada penerangan disana. Kami akan mulai lagi besok," katanya.
Para pejuang NTC juga mendapat serangan hebat ketika maju memasuki pintu gerbang timur Sirte, lapor koresponden AFP lain.
"Pasukan kami masuk tujuh kilometer ke dalam kota melalui gerbang timur dan pecah bentrokan sporadis hingga berat dengan pasukan Gaddafi," kata komandan Mohammed al-Marimi dari brigade Fakriddin Sallabi.
Serangan dilancarkan menyusul laporan situasi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di kota yang dihuni sekitar 75.000 penduduk.
Pasukan NATO menghantam pasukan Gaddafi sesudah laporan bahwa mereka bergerak melawan warga sipil, hingga membahayakan "ratusan keluarga", kata sebuah pernyataan dari pihak sekutu.
"Laporan yang muncul dari Sirte diantaranya adalah eksekusi, penyanderaan, dan bidikan terukur terhadap individu, keluarga dan komunitas di dalam kota itu," katanya.
Pertempuran hebat juga berkecamuk di Bani Walid, satu-satunya benteng pertahanan pro-Gaddafi yang masih tersisa. Para petugas medis melaporkan total 30 pasukan NTC tewas sejauh ini di medan tersebut.
Sebuah stasiun radio pro-Gaddafi menyerukan rakyat agar berkumpul di salah satu lapangan Bani Walid, menyusul seruan yang sama dari putera Gaddafi yang paling terkenal, Seif al-Islam, guna memperjuangankan "pembebasan" kota tersebut.
Di medan politik, NTC mengadakan pembicaraan mengenai pembentukan sebuah pemerintahan baru di tengah keraguan menyangkut apakah ketidaksepahaman yang menghalangi sebuah kesepakatan minggu lalu dapat segera diselesaikan.
"Perbedaan pandangan" antara para anggota NTC dan dewan eksekutif telah menunda kesepakatan, kata Abdel Jalil kepada para wartawan, namun komposisi dari pemerintahan sementara akan diumumkan minggu mendatang.
Komposisi tersebut seharusnya dibentuk Minggu lalu, namun ditunda tanpa batas karena tawar-menawar menyangkut portofolio.
Abdel Jalil mengatakan otoritas baru mempunyai kendali atas "senjata terlarang" secara internasional rezim Gaddafi, ketika ditanya tentang keberadaan senjata tersebut di selatan.
Badan Energi Atom Internasional pada Jumat mengonfirmasi keberadaan uranium baku yang disimpan dalam drum-drum di selatan kota Sabha.
"Persenjataan ini berada antara Waddam dan Sabha," kata Abdel Jalil, menunjuk pada kota tengah lain.
"Kami akan meminta para teknisi Libya dan komunitas internasional untuk menyingkirkan persenjataan ini dengan aman," katanya.
Sementara otoritas baru Libya tidak tahu dimana Gaddafi berada, mereka sedang fokus akan merebut Sirte dan Bani Walid, dua lokasi yang dianggap tempat kemungkinan keberadaannya. Laporan-laporan juga muncul bahwa dia mungkin berada di selatan.
"Jenderal Belgasem al-Abaaj, yang ditangkap Senin, mengatakan bahwa Gaddafi telah mengontaknya melalui telepon sekitar 10 hari lalu, dan bahwa dia sedang pindah secara rahasia antara (oasis) Sabha dan Ghat," kata seorang komandan NTC, Mohammed Barka Wardugu, kepada AFP.
Abaaj mengatakan Gaddafi "dibantu tentara bayaran Nigeria dan Chad yang mengetahui rute padang gurun," tambah Wardugu, juru bicara Brigade Tameng Gurun.
Pernyataan Jumat dari anak perempuan Gaddafi Aisha yang mengatakan ayahnya dalam keadaan baik dan berperang di medan laga -- dan mengecam pemerintahan baru di Libya yang adalah para pengkhianat -- mendapat reaksi tajam dari otoritas Aljazair.
Menteri Luar Negeri Aljazair Mourad Mdeleci menggambarkan komentarnya sebagai "tidak dapat diterima", lapor kantor berita negara itu, APS.
Pesan teleponnya disiarkan oleh televisi Arrai yang berbasis di Suriah.
Aljazair menerima Aisha Gaddafi, ibunya dan para anggota keluarga mereka yang lain ketika mereka meninggalkan Libya Agustus.
Aljazair, yang menyusul kecaman NTC di Libya mempertahankan keputusannya menerima keluarga Gaddafi atas dasar kemanusiaan, pada Jumat menyatakan pihaknya mau bekerja sama dengan pemerintahan baru.
Di New York, perdana menteri NTC Mahmoud Jibril mengatakan kepada Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa bahwa Libya yang baru sedang muncul.
Namun dia menambahkan: "Pembekuan aset dana kami harus dicabut sesegera mungkin." (K004)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011