Bandung (ANTARA News) - Bayi tabung pertama di Jawa Barat lahir secara operasi caesar sekitar pukul 09.07 WIB di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jum`at dengan total biaya kelahiran sebesar Rp49 juta. Kepala Operasi Dr Nanang W Astarto SPOG (K) mengatakan, bayi hasil pengembangan klinik aster ini merupakan anak dari pasangan dr. Ristio Budianto (43) dan Ny Yulie Setiawati (37) yang tinggal di Kabupaten Subang, Jawa Barat.Menurut Dr Nanang, Yulie yang sudah menikah sejak enam tahun lalu belum dikaruniai momongan. Kerinduan akan kehadiran buat hati inilah yang mendorongnya untuk memilih proses bayi tabung.Sebelumnya Yulie pernah melakukan beberapa terapi, bahkan pernah melakukan pemeriksaan kesuburan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta. Ia mengungkapkan, Yulie merupakan pasien kedua bagi klinik aster untuk mengembangkan bayi tabung, namun karena suatu hal, maka pengembangan bayi tabung pertama gagal karena keguguran dengan usia baru dua bulan. Untuk menangani bayi tabung pertama tersebut, RSHS menurunkan enam dokter ahli dan satu orang embriologis, Dr Harris Halianto. Keenam orang dokter ahli itu merupakan dokter ahli fertilisasi lima orang dan spesialis andrologi satu orang, antara lain, Dr Duddy S Nataprawira SpOG (K), Dr Herman Wibisono SP And, Wiryawan Permadi SpOG (K), Dr Tono Djuwantono SpOG (K) dan Dr Nanang sendiri. Dijelaskan, untuk dapat mengikuti program bayi tabung tersebut, pasangan harus menjalani serangkaian tes yang sudah ditentukan dan mereka juga harus menyiapkan dana sebesar Rp35 juta hingga Rp49 juta. "Biaya tersebut akan digunakan untuk tahap embrio, seperti untuk IVF sekitar Rp11 juta, ICSI sekitar Rp12,5 juta, obat stimulasi sekitar Rp 18 juta hingga Rp20 juta dan pembekuan embrio sebesar Rp1,1 juta," katanya. Menurut dia, program bayi tabung tersebut sebenarnya memiliki proses yang sama dengan kehamilan biasa. Yang membedakannya adalah terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel telur tersebut tidak dilakukan di dalam rahim, melainkan di dalam tabung. "Jadi, tidak terlalu keliru, jika bayi tabung diartikan sebagai bayi yang `dibuat` di dalam tabung karena memang prosesnya di dalam tabung hingga terjadi pertumbuhan," ujarnya. Sel yang sudah dibuahi selama dua hingga tiga hari dimasukan ke dalam rahim dengan menggunakan alat yang bernama Catheter melalui vagina dan proses selanjutnya sama dengan proses kehamilan biasa. Menurut dia, keberhasilan proses itu bisa mencapai 70 persen, namun tergantung pada sel telur dan sperma. Kondisi pasangan dan keberhasilannya sangat ditentukan dengan apakah mereka mengikuti prosedur yang telah ditetapkan atau tidak. Sementara Anggota Tim Ahli, Dr Tono Djuwantono mengatakan, proses caesar atau penyayatan hingga kelahiran hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit saja, yakni dari mulai operasi pukul 09.02 WIB hingga pukul 09.07 WIB. Tono mengatakan, bayi tabung yang baru lahir dari satu pasangan itu berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 3 kg dengan panjang badan sekitar 46 cm. Sementara pasangan suamu istri, dr Ristio Budianto dan Ny Yulie Setiawati merasa bersyukur dengan kelahiran anak pertamanya, meskipun dilakukan melalui proses tabung. Yulie mengaku sangat mendambakan sekali memiliki seorang anak karena sejak menikah pada tahun 1999 belum dikarunia seorang anak. "Saya sangat bersyukur sekali dengan kelahiran anak pertama saya dan rencananya ingin memiliki satu orang anak lagi," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006