Ya (kenaikan) sekitar lima sampai 10 persen
Jakarta (ANTARA) - Pedagang warung tegal (warteg) yang tergabung dalam Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) menaikkan harga menu makanan sebagai imbas mahalnya harga minyak goreng.
Ketua Kowantara, Mukroni di Jakarta, Jumat, mengatakan, kenaikan harga itu dilakukan setelah pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng pada Rabu (16/3).
"Untuk gorengan naik dari Rp1.000 ke Rp2.000, tapi (ukuran) tempenya agak besar. Ada (pedagang) yang sudah mulai hari ini," kata Mukroni.
Mukroni mengatakan para pedagang warteg terpaksa menaikkan harga karena mereka harus mengeluarkan modal lebih banyak untuk membeli minyak goreng.
Baca juga: Mendag: Jutaan liter minyak goreng lenyap di Jakarta-Medan-Surabaya
Mukroni menambahkan harga minyak goreng kemasan saat ini melonjak di kisaran Rp24 ribu per liter. Namun dia mengatakan harga tersebut dapat lebih mahal karena tergantung pada masing-masing merek.
"Kita menyayangkan ya karena tiba-tiba juga ini ada kenaikan harga. Tapi kita juga tidak mungkin menentang kebijakan pemerintah," ujar Mukroni.
Mukroni mengatakan kenaikan harga menu yang penyajiannya dengan proses menggoreng akan berlaku bertahap agar tidak memberatkan masyarakat.
"Ya (kenaikan) sekitar lima sampai 10 persen. Seperti tempe tahu dan yang goreng-gorengan, kita nanti akan menyesuaikan dengan harga bahan baku. Jadi, itu yang kita nanti lakukan," kata Mukroni.
Baca juga: Stok minyak goreng kemasan di Pasar Jatinegara kosong
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022