Denpasar (ANTARA News) - Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika mengatakan, tim dari UNESCO mengunjungi daerah yang menjadi nominasi warisan budaya dunia (WBD) di daerah itu, Oktober mendatang, untuk mengadakan penilaian tahap akhir.
"Dijadwalkan tim penilai akan berada di Bali pada 12-17 Oktober 2011," kata Ketut Suastika, di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, kunjungan tim dari organisasi pendidikan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO) tersebut, sebagai penilaian terakhir dari proses penentuan tiga daerah di Bali yang dinominasikan berhak ditetapkan menyandang status WBD.
Ada tiga kawasan di Pulau Dewata yang dinominasikan menjadi WBD, yakni daerah aliran sungai Pakerisan di Kabupaten Gianyar, kawasan persawahan Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, dan Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung.
"Kami secara intensif sudah terus melakukan pembenahan, khususnya dalam membangun komitmen masyarakat untuk mendukung proses penilaian itu," ucapnya.
Utamanya, kata dia, diharapkan masyarakat aktif melakukan pembersihan lingkungan dan selalu menjaga kedamaian.
Secara garis besar, lingkup bidang yang menjadi penilaian nanti meliputi tiga aspek yakni sisi "parhyangan" atau Ketuhanan, "pawongan" atau hubungan antarsesama manusia dan "palemahan" atau hubungan harmonis dengan lingkungan.
"Informasi mengenai substansi WBD, secara garis besar masyarakat sudah mengetahuinya. Hal ini sengaja disiapkan dengan matang karena tim asesor dari UNESCO akan bertanya langsung kepada warga yang ditemui nanti di lapangan," ujarnya.
Informasi itu, lanjutnya, akan disaring dan dijadikan bahan sidang UNESCO pada Juni 2012. Di sanalah akan ditentukan apakah kawasan yang dinominasikan dapat ditetapkan sebagai WBD.
"Bahan penilaian yang dipegang tim sudah di kisaran 60 persen, tinggal 40 persen lagi yang dicari dalam kunjungan Oktober mendatang," katanya.
Ia menambahkan, memang kunjungan ini sedikit mundur dari rencana semula yang dijadwalkan akhir September, mengingat kesibukan tim UNESCO untuk mengadakan penilaian serupa di negara lain.
"Untuk memudahkan komunikasi antara masyarakat dengan tim penilai, kami juga sudah menyiapkan penerjemah dan pemandu pada tiap objek itu," ucapnya.
(T.KR-LHS/M038)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011