Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk mendukung pembentukan ekosistem pertimahan Indonesia yang sehat, agar para penambang bijih timah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendapatkan manfaat lebih maksimal.

"Pembentukan ekosistem pertimahan Indonesia yang sehat ini melibatkan semua stakeholder dengan regulasi tepat, pengawasan baik dan penegakan hukum yang konsisten, sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara baik pajak maupun non pajak," kata Direktur Utama PT Timah Tbk Achmad Ardianto di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan pembentukan ekosistem pertimahan yang sehat ini sebagai implementasi Undang-Undng Minerba tentang Tata Niaga Pertambangan dan diharapkan para penambang rakyat mendapatkan manfaat maksimum dan pihak-pihak yang ingin berbisnis secara legal mendapatkan kesempatan yang adil.

"Ini tentunya tidak mungkin terwujud, jika kita tidak bekerja sama, membentuk super tim dan mimpi yang sama untuk membentuk tata niaga atau ekosistem pertimahan yang sehat ini," katanya.

Menurut dia dalam membentuk super tim ini, PT Timah Tbk, pemerintah daerah, legislatif, media massa dan pihak terkait lainnya ini tentunya banyak dinamikanya, pandangan dan kepentingan yang harus didiskusikan secara terbuka dan diselaraskan dengan tujuan tim.

"Kerja sama dengan semua pihak ini menjadi teramat penting, karena sudah terlalu banyak bukti-bukti yang memperlihatkan bahwa kita ingin tampil jadi superman malah jadi persoalan," ujarnya.

Oleh karena itu, kata mantan Dirut PT Garam (Persero) kampanye dan promosi secara bersama-sama merupakan sebagai upaya menjadi super tim dalam membangun Bangka Belitung.

"Saya dari hasil diskusi dengan berbagai pihak dalam 2,5 bulan terakhir ini, memang melihat bahwa banyak sekali pihak-pihak di Babel cukup kuatir dengan masa depan Bangka Belitung setelah timah ini tidak bisa lagi ditambang ataupun bisa ditambang harus menggunakan teknologi canggih," katanya.

Baca juga: Produksi bijih timah PT Timah turun 15.087 ton

Baca juga: PT Timah bukukan laba bersih Rp1,3 triliun

Pewarta: Aprionis
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022