Cilacap (ANTARA News) - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap, Jateng yang kini berkapasitas 600 MW direncanakan ditambah 600 MW lagi. Direktur Operasi PT Sumber Segara Primadaya (SSP) --pengelola PLTU Cilacap-- Dandung Agus Sulaiman di Cilacap, Jumat mengatakan, penambahan daya listrik terpasang tersebut dimungkinkan karena fasilitas pendukung yang ada juga masih mencukupi. "Fasilitas pendukung seperti dermaga dan pengolahan air laut menjadi air tawar masih mencukupi kalau ditambah 600 MW lagi," katanya. Menurut dia, saat ini, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) --anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)-- tengah menjajaki pengembangan PLTU tersebut. SSP merupakan perusahaan patungan antara PJB dan PT Sumberenergi Sakti Prima dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 49 persen dan 51 persen. Dandung juga menjelaskan, dengan daya 600 MW, konsumsi batu baranya mencapai 2,2 juta ton per tahun atau 6.000 ton per hari. Menurut dia, batu bara tersebut dipasok oleh PT Adaro dan PT Jurong dengan kontrak pengadaan tahap pertama selama lima tahun. Menurut dia, pemakaian batu bara tersebut akan menghemat biaya produksi hingga 75 persen jika dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Mengenai tingkat polusi, Dandung menjamin tingkat polusi PLTU Cilacap masih di bawah ambang batas yang dipersyaratkan. Limbah abu batu bara akan dimanfaatkan sebagai bahan baku semen. PLTU Cilacap yang pembangunannya dimulai 29 Desember 2003 akan beroperasi secara komersial untuk pembangkit unit pertama dengan daya 300 MW pada pertengahan Februari 2006. Sedang, untuk pembangkit unit kedua juga dengan daya 300 MW dijadwalkan beroperasi pada Juni 2006. Proyek dikerjakan perusahaan asal Cina, Chengda Engineering Corporation Of China. Biaya pembangunannya mencapai 510 juta dolar AS yang 408 juta dolar di antaranya merupakan pinjaman Bank of China dengan bunga 3,8 persen. Sisanya, berasal dari Sumberenergi sebesar 52 juta dolar AS dan PJB 50 juta dolar. Harga jual listrik ke PLN sebesar 4,57 sen dolar per kWh.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006