Pontianak (ANTARA News) - Investor asal Malaysia kesulitan untuk menambah investasi secara signifikan di Kalimantan Barat karena masalah infrastruktur serta terbatasnya lahan yang akan dikelola.
Konsul Malaysia di Pontianak, Khairul Nazran Abd Rahman di Pontianak, Jumat mengatakan, saat ini investasi Malaysia terutama Sarawak di Kalimantan Barat sekitar 750 juta dolar AS.
"Angka ini naik sedikit dibanding tahun 2005, yakni sekitar 500 juta dolar AS," kata Khairul Nazran Abd Rahman.
Menurut dia, sektor perkebunan terutama untuk kelapa sawit masih mendominasi investasi Sarawak di Kalbar.
"Ada lima atau enam perusahaan perkebunan kelapa sawit dari Malaysia yang beroperasi di Kalbar," ungkap Khairul Nazran Abd Rahman.
Ia mengakui lahan untuk dikelola menjadi perkebunan kelapa sawit sudah sangat terbatas di Kalbar.
"Itu pula yang membuat investasi sulit berkembang dengan pesat," kata dia.
Namun, lanjut dia, pihaknya tetap melihat Kalbar sebagai potensi ekonomi yang akan berkembang secara pesat. Ia mencontohkan berbagai tambang, perkebunan, maupun properti siap ditawarkan ke Kalbar.
Ia menambahkan, dengan luas wilayah 1,5 kali Pulau Jawa; dapat dibayangkan kekuatan Kalbar kalau dikelola bersama-sama dengan baik.
"Selain kelapa sawit, kemungkinan pula ada yang tertarik dengan medical housing, properti hingga perguruan tinggi," katanya.
Pemerintah Malaysia saat ini telah menyiapkan sebuah program yakni Sarawak Corridor of Renewable Energy.
Meski mempunyai data yang jelas tentang investasi mereka di Kalbar, namun pihaknya kesulitan menghimpun data serupa di Sarawak oleh Kalbar.
Saat ini terdapat sekitar 700 ribu hektare lahan di Kalbar yang ditanami kelapa sawit. Luas tersebut lebih dari separuh target areal kelapa sawit di Kalbar yang dicanangkan pemerintah provinsi.
(T.T011/S006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011