Gregoria, yang menjadi satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia di All England, kandas di babak pertama setelah dipaksa menyerah kepada pebulu tangkis Korea Selatan unggulan keempat An Seyoung 16-21, 4-21.
Rionny menuturkan bahwa anak didiknya itu sebetulnya mampu mengawali gim pertama dengan berani dan meyakinkan untuk bisa unggul sebelum masa interval. Namun Gregoria mendadak kehilangan kepercayaan diri setelah menghadapi reli panjang.
“Setelah terjadi reli panjang dan membuat kesalahan, kepercayaan diri dia mulai hilang. Lalu An Se Young mulai ajak untuk mengikuti pola permainannya, jadi Gregoria bermain ragu-ragu, merasa strategi dan permainan dia tidak jalan dan tidak siap capek. Itu membuat dia tidak bisa bermain all out," ujar Rionny dalam keterangan resmi PBSI yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Gregoria termotivasi ke All England setelah juara di Kejuaraan Asia
Rionny pun berpesan kepada Gregoria untuk meningkatkan daya juangnya di lapangan terutama ketika menghadapi lawan-lawan yang tangguh.
"Untuk melawan pemain dunia yang peringkatnya di atas 10 besar harus kerahkan seluruh kemampuan dan mempunyai motivasi dan daya juang yang tinggi," tegas Rionny.
"Dia masih terlihat kurang berani dan kalah pada diri sendiri," pungkasnya.
Ini menjadi kekalahan pertama Gregoria atas An Seyoung dalam pertemuan perdana mereka di turnamen bulu tangkis profesional.
An Seyoung yang kini menempati peringkat keempat dunia itu memang sedang dalam tren positif setelah memenangi tiga turnamen beruntun yang digelar di Bali tahun lalu, yaitu BWF World Tour Finals 2021, Indonesia Open 2021, dan Indonesia Masters 2021.
Baca juga: Bagas/Fikri puas atas kemenangan di babak 16 besar All England
Baca juga: Hasil All England 2022: Greysia/Apriyani melaju ke babak kedua
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2022