Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan enggan menanggapi isu perombakan kabinet dan wacana mengenai dirinya yang disebut-sebut pantas menduduki menteri energi dan sumberdaya mineral (ESDM).
"Aduh saya 'gak' mau berwacana yah, ini saya no comment lah yah, saya masih Direktur Pertamina. Terima kasih," katanya seusai rapat terkait pembangkit listrik Sarula di Kompleks Kantor Istana Wapres di Jakarta, Jumat.
Ketika ditanya wartawan apakah sudah dipanggil ke Cikeas, Karen mengatakan tidak ada.
"Nggak ada, saya panggilannya ke sini (kantor Wapres) ngurusin Sarula (pembangkit listrik tenaga panas bumi)," katanya.
Sedangkan Menteri ESDM Darwin Saleh yang juga hadir dalam rapat tersebut, buru-buru masuk ke mobilnya, dan tidak mau menjawab pertanyaan wartawan.
Juru Bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat enggan menjawab pertanyaan seputar perombakan. "Dijawab dengan senyum saja ya," katanya.
Nama Karen Agustiawan pada awal tahun juga sempat santer disebut-sebut akan menjadi menteri ESDM. Kini nama Karen kembali muncul.
Sebelumnya, Karen setidaknya dinilai pantas menduduki jabatan menteri ESDM oleh Anggota Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana (F-Demokrat) dan Achmad Rilyadi (F-PKS).
Sutan mengatakan Karen sudah lama "digadang-gadang" atau disebut-sebut masuk kabinet karena dinilai berkinerja cukup baik di Pertamina.
"Mungkin saja dengan kinerja baik tersebut menjadi penilaian tersendiri bagi Karen," ujarnya.
Hal senada disampaikan Achmad Rilyadi. "Membandingkan Darwin dengan Karen, keduanya memiliki latar belakang berbeda. Kalau Darwin bukan orang perminyakan, sementara Karen itu dari perminyakan," kata dia.
Sementara itu, isu perombakan kabinet terus bergulir. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat membuka musyawarah nasional Persatuan Tarbiyah islamiyah di Jambi, Kamis malam (22/9), memastikan akan melakukan perombakan kabinet.
"Saya mesti mengatakan sekarang saat yang tepat melakukan penataan kembali atas kabinet yang saya pimpin, karena saya ingin tiga tahun mendatang memiliki kinerja yang baik," kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan, reshuffle yang akan dilakukan sebelum usia dua tahun pemerintahan ini, didasarkan pertimbangan yang rasional, merujuk pada kinerja dan integritas."
Menurut Presiden, reshuffle yang akan dilakukan didasarkan pada penilaian objektif dan sesuai dengan tantangan kabinet tiga tahun mendatang.
(M041/A011)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011