Kementerian Kesehatan masih melakukan pemantauan
Surabaya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut COVID-19 varian baru Deltracron yang merupakan gabungan mutasi dari varian Delta dan Omicron, hingga saat ini belum terdeteksi di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis, mengatakan, meski belum ditemukan kasus Deltacron, pihaknya tidak tinggal diam dengan menyiapkan berbagai strategi.

"Yang pasti, kami melakukan optimalisasi penguatan upaya 3T (tracing, testing dan treatment), operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) di tempat keramaian yang menjadi konsentrasi masyarakat oleh seluruh Satgas COVID-19 di wilayah," kata Nanik.

Baca juga: IDI: Deltacron belum jadi mutasi yang mengkhawatirkan
Baca juga: Peneliti ilmiah buktikan "Deltacron" sudah mulai bermunculan

Nanik juga menjelaskan strategi lainnya untuk mengantisipasi Deltacron, yaitu mempersiapkan RS rujukan COVID-19 untuk memfasilitasi kasus-kasus kondisi sedang hingga berat. Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi primer COVID-19 dan dilanjutkan dengan booster di Kota Surabaya.

Saat ditanya langkah ketika kasus Deltacron ditemukan di Surabaya? Nanik menegaskan, pada prinsipnya penanganan kasus COVID-19 dari sekian banyak varian itu sama dengan penerapan 3T, prokes hingga vaksinasi.

"Saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara Eropa. Selain itu, juga mengupdate secara rutin data perkembangan dari WHO," ujarnya.

Baca juga: Satgas tunggu WHO umumkan karakteristik Deltacron lebih lanjut
Baca juga: Brasil konfirmasi dua kasus pertama COVID-19 varian Deltacron

Meskipun kasus Deltacron belum ditemukan di Surabaya dan masih dalam penelitian oleh World Health Organization (WHO), Nanik mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan varian Deltarcron.

"Varian Deltacron masih dalam penelitian dan pemantauan oleh WHO, termasuk gejalanya. Namun, beberapa gejala yang perlu diperhatikan yaitu suhu tinggi, batuk terus menerus, kehilangan indera penciuman dan perasa, sakit kepala, serta sesak napas," katanya.

Baca juga: Reisa: Penanganan Deltacron sama seperti varian COVID-19 lainnya

Baca juga: Kemenkes terus pantau perkembangan terkait varian Deltacron

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022