Pemerintah bisa melakukan operasi pasar minyak goreng dengan jumlah yang lebih besar di banyak titik, agar masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau
Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Adik Dwi Putranto meminta pemerintah untuk menggelar operasi pasar dengan skala lebih besar lagi, agar harga minyak goreng kembali stabil.
"Pemerintah bisa melakukan operasi pasar minyak goreng dengan jumlah yang lebih besar di banyak titik, agar masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau," ujar Adik ketika dihubungi dari Surabaya, Kamis.
Ia mengakui, saat ini harusnya menjadi momen penting bagi UMKM untuk berlomba menaikkan produksinya karena mendekati puasa dan Hari Raya Idul Fitri, karena sebelumnya dihantam pandemi yang panjang.
Namun karena tingginya harga minyak goreng, sangat berpengaruh pada aktifitas produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) makanan, yang proses produksinya menggunakan minyak goreng, padahal jumlah UMKM makanan cukup besar, mencapai sekitar 50 persen dari total jumlah UMKM di Jatim.
"Memang sangat berpengaruh, karena kenaikan cukup tinggi. Biaya produksi akan semakin besar, apalagi kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada minyak goreng, Bahan Bakar Minyak dan bahan kebutuhan lainnya juga naik. Padahal seluruh UMKM yang berjualan makanan pasti menggunakan minyak goreng," ujarnya.
Adik mengimbau UMKM untuk berhitung ulang ketika memproduksi, apakah pasar akan bisa menyerap produksinya atau tidak. Karena dengan kenaikan harga minyak goreng dan berbagai kebutuhan lain akan berdampak pada kenaikan harga jual.
"Harapan saya teman-teman UMKM ini bisa berhitung, apakah pasar akan bisa menyerap seluruh produk yang mereka jual, kalau sekitarnya agak berat atau belum yakin bisa terjual, ya harus dikurangi, lihat respon pasar dulu agar tidak semakin rugi," katanya.
Adik memprediksi harga minyak goreng tidak akan lama berada di level tertinggi, dan akan kembali turun di awal puasa karena penurunan harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di pasar global.
Hal ini, kata Adik, mengacu pada data Refinitiv, Kamis (17/3) pukul 08:20 WIB, bahwa harga CPO dibanderol di level MYR 5.978/ton atau anjlok 1,47 persen. Dengan begitu, harga CPO membukukan kenaikan sebanyak 57,36 persen secara tahunan, tapi masih drop 14,12 persen secara mingguan.
Baca juga: Mendag: Jutaan liter minyak goreng lenyap di Jakarta-Medan-Surabaya
Baca juga: Harga minyak goreng di Medan naik setelah penetapan HET dicabut
Baca juga: Harga minyak goreng di Kediri naik drastis
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022