Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 meminta masyarakat berinisiatif melakukan tes ketika bergejala di tengah masa adaptasi pengendalian kasus COVID-19.


"Masyarakat perlu meningkatkan kesadarannya untuk dites ketika merasa bergejala," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan dalam masa adaptasi ini terdapat tiga tanggung jawab utama masyarakat yang harus terus ditingkatkan.

Pertama, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Kedua, kesadaran tinggi untuk dites ketika merasa bergejala. Ketiga, kesadaran tinggi untuk mengisolasi diri ketika merasa tidak sehat bahkan terdiagnosa positif.

Wiku menyayangkan angka testing COVID-19 menunjukkan penurunan sejak pekan ketiga Februari tahun ini, dan masih terus menurun di masa penyesuaian kebijakan saat ini.

Meski angka testing masih memenuhi target dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ia menambahkan, jumlah orang yang di tes per pekan turun hingga 52 persen dari puncak kasus.

Baca juga: Pesawat wajib sediakan ruang karantina bagi penumpang positif COVID-19

Menurutnya, turunnya testing ini perlu menjadi kewaspadaan bersama. Pasalnya, hanya dengan di tes maka masyarakat dapat membedakan orang positif dan tidak.

"Jangan sampai turunnya angka testing ini berdampak pada penurunan data kasus yang semu, yang berpotensi meningkatkan jumlah orang positif yang tidak teridentifikasi. Angka testing harus tetap dipertahankan bahkan harus terus ditingkatkan," katanya.

Menurutnya, menurunnya angka testing di masa penyesuaian kebijakan saat ini diakibatkan oleh kesadaran masyarakat yang minim.

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022, alasan utama masyarakat melakukan test COVID-19 karena program kantor yaitu sebesar 51 persen, persyaratan perjalanan sebesar 38,1 persen, dan program pelacakan 23,3 persen.

"Hanya 18,7 persen responden yang melakukan tes karena merasa tidak sehat," paparnya.

Ia mengingatkan tanpa testing masyarakat tidak akan bisa mengidentifikasi orang yang positif di antara orang lainnya. Dengan demikian, tanpa kesadaran yang tinggi untuk dites bukan tidak mungkin orang positif berbaur di sekitar dan menulari lebih banyak orang, termasuk kelompok rentan, dan bukan tidak mungkin pula kita menjadi salah satu dari sumber penularan tersebut.

"Untuk itu mari lakukan tes apabila merasa bergejala atau selepas beraktivitas dengan risiko penularan tinggi, seperti perjalanan jarak jauh dan kunjungan ke tempat keramaian dengan interaksi yang intens," ucapnya.


Baca juga: Satgas: Laju vaksinasi di 15 provinsi turun saat kasus COVID-19 tinggi

Baca juga: Satgas: Penetapan status endemi merupakan otoritas WHO

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022