Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menilai bahwa Tim Intelijen Keamanan (Intelkam) Polda Metro Jaya untuk menyelidiki rencana FPDIP dan FPKS membentuk tim investigasi impor beras sama saja menuduh orang tanpa alasan yang jelas.
"Diturunkannya Tim Intelijen Polda Metro Jaya sama artinya dengan mencurigai dan mencampuri kerja tim investigasi anggota dewan," kata Gus Dur kepada wartawan saat pembukaan teater berjudul "Selamatkan petani Indonesia, tolak impor beras dan beli beras lokal" di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kecurigaan jajaran kepolisian terhadap tim investigasi yang akan bekerja untuk mengusut masalah kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat kecil terutama petani, tidak dapat dibenarkan.
"Semestinya, polisi introspeksi diri sebelum turun menuduh pihak lain," katanya.
Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyatakan, pemerintah sepertinya tidak sadar bahwa sebenarnya telah dipermainkan oleh para spekulan yang menimbun beras, serta ulah para koruptor yang jelas-jelas telah mengeruk uang negara sehingga mengakibatkan rakyat semakin menderita.
"Kondisi rakyat Indonesia semakin menderita, dan dilihat dari sudut mana pun, petani tetap menjadi pihak yang paling dirugikan," katanya.
Dia mengatakan, seharusnya polisi terlebih dahulu membersihkan para koruptor negara daripada mencampuri urusan yang tidak menjadi kewenangannya, serta menindak para pengusaha beras yang bermain di balik kebijakan impor beras.
"Kapolda Metro Jaya perlu menglarifikasi isi surat perintah tersebut karena jika tidak, maka reputasi kepolisian akan dinilai semakin tidak karuan oleh masyarakat," demikian Abdurrahman Wahid. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006