Jakarta (ANTARA) - Perusahaan kuliner Hangry mengakuisisi jenama Accha yang menyediakan soul food India, menambah daftar ragam hidangan yang sebelumnya telah meliputi makanan khas Indonesia hingga Jepang. Pendiri dan CEO Hangry, Abraham Viktor, mengatakan kesamaan visi, misi dan filosofi dalam membangun jenama di antara Hangry dan Accha jadi alasan di balik akuisisi dengan nilai lebih dari ratusan miliar rupiah.
"Indian food itu soul food of the world, biasanya orang-orang akan suka. Kami percaya makanan ini akan disukai masyarakat Indonesia dan juga masyarakat global," kata Abraham dalam konferensi pers daring, Kamis.
Baca juga: Moon Chicken by Hangry hadirkan menu spesial berhadiah Bitcoin
Didirikan pada tahun yang sama dengan Hangry, yaitu pada 2019, Accha yang sudah punya 17 gerai diklaim sebagai pelopor Indian soul food yang ringkas di Jakarta. Accha menawarkan menu-menu Indian soul food dengan sentuhan cita rasa lokal yang ringkas dan dengan harga yang terjangkau. Accha juga memastikan bahwa ciri khas dan kualitas makanannya tetap tidak terganggu.
Dengan adanya akuisisi ini, akan ada produk baru yang merupakan kolaborasi dari jenama Accha dengan jenama lain di bawah naungan Hangry, kata Co-founder Accha, Yohan Andrean Suryadinata. Produk-produk Accha pun kini tersedia di dalam Hangry.
Yohan memaparkan, sejak dibangun pada 2019 Accha telah menjual lebih dari satu juta porsi produk yang rasanya telah disesuaikan agar lebih mudah diterima lidah orang Indonesia.
Menurutnya, banyak orang di Indonesia yang dapat menikmati makanan khas Padang dan itu dapat dikonsumsi secara luas, baik dari segi wilayah maupun usia. Jika diperhatikan, makanan khas Padang memiliki kemiripan dengan beberapa makanan khas India, misalnya kari.
"Tetapi, fakta bahwa makanan India belum dinikmati secara luas seperti makanan Padang walaupun memiliki kemiripan, menjadi sesuatu yang mengejutkan untuk kami,” kata Yohan.
Baca juga: Rayakan perjalanan dua tahun, San Gyu hadirkan menu "bundling"
Jenama, yang punya visi menjadi restoran India nomor satu, menyimpulkan dari survey internal bahwa masakan India belum terlalu populer karena rempah-rempahnya dianggap terlalu "kuat" untuk orang Indonesia.
"Maka kami rombak sedikit resep awal dari makanan India yang mau dijual, kami kurangi rempahnya," kata Yohan.
Abraham menambahkan, Hangry juga akan terus mengembangkan bisnis dengan cara mengakuisisi jenama lain serta membuka gerai-gerai baru di berbagai kota, termasuk kota yang belum pernah tersentuh perusahaan tersebut seperti Medan dan Makassar.
Hangry yang berdiri sejak akhir 2019 kini sudah punya lebih dari 70 outlet. Tahun lalu, Hangry yang awalnya fokus dalam layanan pesan antar mulai membuka restoran makan di tempat. Jenama di dalam perusahaan itu meliputi Moon Chicken by Hangry, San Gyu by Hangry, Ayam Koplo by Hangry dan Dari Pada by Hangry. Accha menjadi jenama kelima dalam perusahaan ini.
Mendengarkan konsumen menjadi kunci utama agar setiap jenama yang ada di bawah naungan perusahaan kuliner tersebut dapat sukses. Saran hingga keluhan dari konsumen dipertimbangkan agar bisa menyuguhkan apa yang diinginkan oleh pembeli.
Baca juga: Langkah perusahaan kuliner kurangi pembuangan sampah langsung ke TPA
Baca juga: Pedas saus Samyang dalam balutan ayam goreng
Baca juga: "Dari Pada by Hangry" sampaikan pesan lewat minuman kesukaan
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022