Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Jusuf Kalla mengajak semua umat Islam Indonesia untuk bisa memaafkan Denmark atas pemuatan karikatur yang menghina Nabi Muhammad karena negara itu sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf. "Protes sudah dilaksanakan dan Denmark sudah meminta maaf. Sebagai umat Islam yang baik tentu kita harus ampuni," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla pada acara peringatan Tahun baru Hijriah 1427 dan pelantikan pengurus Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiah (AM-MDI) di kantor DPP Golkar Jakarta, Kamis malam. Menurut Jusuf Kalla yang juga Wapres, dengan adanya pemuatan karikatur yang menghina Nabi Muhammad tentu sebagai umat Islam akan marah dan wajar jika melakukan aksi protes. Namun, tambahnya, aksi protes yang dilakukan hendaknya tidak sampai merusak dan anarkhis. Setelah aksi protes dilakukan dan Denmark juga telah mengakui kesalahan dan meminta maaf, maka sebagai umat Islam yang baik tentu juga harus memaafkan. "Karena itu tentu kita sangat marah tetapi dalam dakwah dimana Tuhan Maha Esa dan Maha Pengampun, maka kita sebagai umat Islam yang baik kita harus mengampuni. Tidak usah maha pengampun tetapi kita mengampuni saja," kata Jusuf Kalla. Sementara mengenai AM-MDI, Jusuf Kalla meminta organisasi ini harus tampil berbeda dengan organisasi masa pemuda lainnya. Sesuai dengan namanya, tambah Jusuf Kalla AM-MDI harus memiliki ciri dakwah yang kental yang berbeda dengan organisasi massa lainnya. Dakwah itu, tambah Jusuf Kalla, menyerukan kebaikan, termasuk di sini menyerukan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu AM-MDI harus berbeda dengan Angkatan Muda Partai Golkar (AMPI) dan harus berbeda dengan organisasi masa lainnya. "Karena kalau seperti AMPI, tak usah kita bentuk. Nanti justru akan menulitkan organisasi," kata Jusuf Kalla yang disambut tepuk tangan ratusan anggota AM-MDI yang berserganm hitam-hitam. Olehkarena itu, Jusuf Kalla meminta para kader AM-MDI harus memiliki ciri dakwah yang kental yang membedakan dengan organisasi lainnya. Para kader AM-MDI, tambahnya, bukanlah kader-kader politik tetapi merupakan kader-kader dakwah yang handal. "Harus mempunyai hal-hal yang sesuai dengan arti dakwah karena ini bukan organisasi menuju kader-kader politik tetapi merupakan kader-kader dakwah," kata Jusuf Kalla.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006