Dalam 2-3 tahun terakhir terdapat peningkatan pesat jumlah investor baru yang masuk dalam kategori investor ritel

Jakarta (ANTARA) - Literasi keuangan yang masih rendah di pasar modal Indonesia menjadi tantangan yang harus segera diatasi, terutama di tengah pertumbuhan pesat investor ritel untuk mencegah kerugian yang dialami masyarakat, kata pejabat Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Challenge (tantangan) bagi Otoritas Jasa Keuangan, self-regulatory organization (SRO) pasar modal dan anggota bursa, bagaimana meningkatkan literasi dan inklusi pasar saham secara luas," kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W Widodo dalam diskusi daring LPPI "Mendorong Investor Ritel Berorientasi Jangka Panjang di Pasar Modal Indonesia" di Jakarta, Kamis.

Ia menyampaikan literasi keuangan mengenai pasar modal harus terus ditingkatkan, terlebih dalam 2-3 tahun terakhir terdapat peningkatan pesat jumlah investor baru yang masuk dalam kategori investor ritel.

Menurut dia, hingga Februari 2022, jumlah kepemilikan investor ritel mencapai 14 persen di pasar saham Indonesia atau meningkat dibanding 2019 yang hanya sebesar 10,6 persen.

Sedangkan, nilai transaksi investor ritel pada Januari-Februari 2022 mencapai 51,1 persen dari total transaksi di pasar saham atau meningkat dari 2019 yang sebesar 37 persen.

Jika merujuk data BEI, bahwa setiap harinya nilai transaksi di pasar modal bisa mencapai Rp14,3 triliun, maka investor ritel setiap harinya bisa bertransaksi sekitar Rp7 triliun.

Padahal, berdasarkan survei di 2019, literasi keuangan di pasar modal hanya sebesar 4,9 persen. Bahkan, tingkat inklusi keuangan pasar modal lebih rendah dari literasi keuangan yang hanya sebesar 1,6 persen.

"Unfortunately di pasar modal, terutama dibandingkan dengan perbankan, --yang literasinya tinggi naik hingga 36 persen pada 2019 dari 28 persen pada 2016--, di pasar modal termasuk yang terendah, kurang dari lima persen, demikian juga dengan tingkat inklusi bahkan masih sangat rendah di bawah 2 persen," ujarnya.

Untuk meningkatkan literasi dan inklusi itu, ujar Laksono, BEI mengalokasikan banyak investasi dan bekerja sama dengan OJK dan anggota bursa untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara gratis kepada masyarakat.

"Kami lakukan melalui 30 cabang kami di Indonesia, melalui juga 644 galeri investasi dan 380 komunitas investasi," kata Laksono.

Baca juga: BEI: Jumlah perusahaan tercatat di BEI capai angka unik 777
Baca juga: BEI tekankan pentingnya edukasi di tengah marak influencer investasi
Baca juga: BEI sebut terjadi kenaikan jumlah investor pasar modal pada 2021

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022