Tokyo, 22/9 (ANTARA/AFP) - Dolar menguat di perdagangan Asia pada Kamis dan euro mencapai titik terendah baru 10-tahun terhadap yen karena pelaku pasar menjauhi risiko menyusul pengumuman stimulus lesu Fed.

Setelah beberapa bulan di bawah tekanan jual - sebagian disebabkan oleh kebijakan moneter longgar Federal Reserve AS - mata uang AS menemukan kembali kekuatannya terhadap sejumlah mata uang Asia yang telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Dolar Australia merosot di bawah paritas dengan dolar AS hanya untuk ketiga kalinya sejak Oktober, terperosok ke 99,74 sen pada 08.00 GMT (15.00 WIB).

Peningkatan penghindaran risiko juga memdorong kenaikan unit AS terhadap mata uang Asia lainnya yang telah naik tajam selama beberapa bulan terakhir.

Dolar AS naik menjadi 1,2878 dolar Singapura dari 1,2629 dolar Singapura pada Rabu sore di Asia, menjadi 1.179,57 won Korea dari 1.149,38 won dan menjadi 30,34 dolar Taiwan dari 29,88 dolar Taiwan.

Terhadap mata uang utama lainnya, greenback juga sedikit lebih tinggi.

Dolar AS naik menjadi 76,51 yen dalam perdagangan sore di Tokyo sedikit naik dari 76,49 yen di New York, akhir Rabu.

Euro berhenti setelah mencapai terendah baru 10-tahun terhadap yen di New York. Mata uang tunggal jatuh ke serendah 103,38 yen di Tokyo sebelum kembali sedikit menjadi 103,53 yen.

Euro dibeli 1,3528 dolar, hampir tidak berubah dari posisi di New York.

Setelah berminggu-minggu diantisipasi bahwa Federal Reserve akan mengungkapkan langkah baru untuk menopang ekonomi AS, pengumuman Rabu gagal menanamkan kepercayaan pada pedagang mata uang bahwa waktu yang lebih cerah berada di depan.

Federal Reserve mengumumkan rencana stimulus 400 miliar dolar AS - dijuluki "Operation Twist" - untuk mengurangi suku bunga jangka panjang dengan mengalihkan obligasi jangka pendek ke obligasi jangka panjang.

Langkah ini tidak akan melibatkan mencetak lebih banyak uang - artinya tidak lebih banyak dolar dalam sistem - tetapi pendukungnya mengatakan hal itu bisa menurunkan suku bunga dan mendorong bank-bank kaya kas (uang tunai) untuk menempatkan cadangan mereka yang menganggur menjadi bekerja.

Keputusan "membawa kekecewaan, dengan Fed mengumumkan tindakan kebijakan minimum yang diharapkan, sementara juga memperingatkan risiko penurunan signifikan terhadap prospek ekonomi", kata akhi strategi valas National Australia Bank, John Kyriakopoulos.

"Moody menurunkan peringkat kredit tiga bank AS dan The Fed merujuk ketegangan di pasar keuangan global juga membebani sentimen," dia mengatakan dalam sebuah catatan.

"Sebagai tanggapan, penghindaran risiko meningkat, yang mendorong permintaan `safe haven` dolar AS."

Rencana tersebut juga mengirim pasar saham jatuh pada Kamis.

The Fed mungkin tidak dapat mengambil langkah-langkah pelonggaran moneter baru mempertimbangkan tekanan inflasi terus-menerus, Credit Suisse mengatakan dalam sebuah laporan.

"Hal ini sangat mungkin bahwa The Fed akan mempertahankan status quo setidaknya sampai akhir tahun ini, yang menekan harga saham AS," tambahnya.

Dolar juga menguat terhadap mata uang regional Asia lainnya, meningkat menjadi 9.133,75 rupiah Indonesia dari 8.948,75, menjadi 43,67 peso Filipina dari 43,47 peso dan menjadi 30,68 baht Thailand dari 30,41 baht.(A026/A023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011