"Nanti hendaknya ditabung keuntungannya sehingga saat harga anjlok tidak sulit keadaannya," kata Presiden saat berdialog dengan petani karet di Desa Naeso Kabupaten Muarojambi, Jambi, Kamis.
Selain berdialog, Presiden yang didampingi ibu Ani Yudhoyono juga melakukan penyadapan karet dalam panen perdana.
Menurut Mentan Suswono, harga komoditas karet di dunia tercatat sekitar 4,6 dolar per kg. Sementara itu untuk harga karet ditingkat petani dengan kualitas karet sedang mencapai Rp18.000 per kilogram.
Dalam kesempatan itu Presiden meminta agar produktivitas perkebunan karet rakyat yang mencapai 800 kg per tahun dapat ditingkatkan mendekati produktivitas perkebunan yang dikelola oleh perusahaan swasta sebanyak dua ton per tahun.
"Minimal ditingkatkan menjadi satu ton dulu baru kemudian naik lagi, agar jaraknya tidak jauh," kata Presiden.
Dahlan (70) petani karet, meminta agar Presiden dapat memberikan solusi penanaman tanaman tumpang sari menyusul larangan pemerintah membakar lahan bekas perkebunan karet usai masa panen.
"Biasanya setelah dibakar, tanah menjadi subur dan juga bisa ditanami palawija, namun bila tidak dan hanya dipotong begitu saja, sulit ditanami palawija," katanya.
Dahlan mengatakan ia mendukung larangan pemerintah untuk tidak membakar bekas perkebunan karet namun meminta solusi atas masalah yang dihadapinya.
Menanggapi keluhan Dahlan, Presiden menghargai kemauan Dahlan untuk tidak membakar lahan. Atas masalah yang dihadapi, Presiden meminta agar Mentan dan jajarannya memberikan masukan dan memikirkan jalan keluar dari masalah tersebut termasuk membuat kebun percontohan penanaman jahe atau gadung sebagai tanaman pengganti palawija.
Luas lahan karet di Indonesia mencapai 3,2 juta hektar dan 20 persennya berada di Jambi.
Sejumlah menteri yang mendampingi Presiden antara lain Mentan Suswono, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri kelautan dan perikanan Fadel Muhammad, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, Menpora Andi Mallarangeng, Mensesneg Sudi Silalahi dan Seskab Dipo Alam.
(P008/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011