Semarapura (ANTARA News) - Kabar mengenai telah ditemukannya dua jenazah korban tenggelamnya perahu Sri Rejeki pada Rabu malam ternyata tidak benar, bahkan mengenai jumlah korban yang hilang bukan 14 orang tetapi 13 orang.

"Ya sebelumnya sih ada informasi kalau penemuan dua orang mayat itu muncul dari warga Toya Pakeh, namun setelah dilakukan cross cek ke Polsek Nusa Penida teryata tidak ada penemuan mayat itu, " kata I Made Widana, salah seorang staf tim SAR, Kamis.

Saat ini, kata dia, dipastikan ada 13 orang korban yang dinyatakan hilang juga masih dalam tahap pencarian di lokasi.

"Sebelumnya diberitakan ada 14 orang yang hilang, ternyata setelah dicek ada dua nama namun orangnya satu, jadi korban yang hilang berjumlah 13 orang, " katanya.

Untuk itu, pihaknya meluruskan kalau saat ini jumlah penumpang perahu Sri Rejeki itu berjumlah 35 orang, 11 diantaranya dinyatakan tewas, 11 orang lagi selamat sedangkan sisanya masih dalam tahap pencarian.

Ia mengatakan pencarian terhadap orang yang hilang tersebut masih tetap dilakukan, namun sampai sore ini belum satupun diketemukan.

Terus apa kendala yang dihadapi? Widana menyebutkan karena lautan yang sangat luas, disamping cuaca yang tidak sesuai dengan perkiraan.

Menurutnya semua prediksi serta petunjuk yang dirinya dapatkan tidak sepenuhnya akurat, sehingga penemuan korban juga tertunda.

Kendatidemikian adanya, pihaknya tetap akan memantau sekaligus melakukan pencarian korban sampai benar -benar semua penumpang di ketemukan.

Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Agung yang ikut memantau pencarian korban mengatakan kalau pencarian mengalami kendala berupa arus dan angin yang tidak menentu.

Pencarian sendiri dilakukan dengan radius sekitar 1 km di perairan Nusa lembongan, Ceningan dan Nusa Penida. Namun demikian sejauah ini tim belum menemukan korban hidup ataupun tewas lagi.

Sementara itu, pada Kamis (22/9) sore, tim Forensik dari Polda Bali dan Iden dari Polres klungkung meluncur ke Nusa Penida untuk melakukan identifikasi terhadap korban tewas.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011