Program ini mendorong peningkatan ketahanan pangan dalam pengelolaan bentang lahan
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengapresiasi World Agroforestry (ICRAF) Indonesia yang melaksanakan program kolaborasi untuk aksi adaptasi perubahan iklim pada kawasan daerah aliran sungai (DAS) Noelmina dan Benanain di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebagai lokus kegiatan proyek.
"Program dan kegiatan adaptasi perubahan iklim ini sangat positif untuk pelestarian lingkungan karena lebih difokuskan pada pemberdayaan perempuan dan anak guna mendorong partisipasi aktif mereka dalam aksi adaptasi perubahan iklim yang dapat berdampak pada pelestarian lingkungan alam di daerah ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kosmas D Lana di Kupang, Kamis.
Kosmas D Lana mengatakan hal itu dalam kegiatan lokakarya yang menandai dimulainya program Sustainable Landscapes for Climate-Resilient Livelihoods (Lans4Lives) bertajuk "Lahan untuk kehidupan, bersama mewujudkan penghidupan berketahanan iklim di NTT " yang merupakan proyek kerja sama riset dan aksi berlangsung lima tahun mulai 2021-2026 dilaksanakan ICRAF di tiga provinsi yaitu, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur.
Menurut Kosmas kerja sama ini akan berkontribusi pada upaya pemberdayaan masyarakat terutama perempuan dan anak dalam meningkatkan penghidupan ekonomi keluarga melalui pelestarian lingkungan.
"Melalui program ini dapat mendorong peningkatan ketahanan pangan dalam pengelolaan bentang lahan yang lebih baik, praktik pertanian cerdas iklim dan penguatan akses produksi hingga dalam pemasaran hasil usaha ke pasar," katanya.
Baca juga: ICRAFT Indonesia-Kanada kolaborasi Land4Lives dukung pembangunan
Baca juga: ICRAF: Agroforestri salah satu upaya capai FoLU Net Sink 2030
Menurut dia manfaat program ini sangat positif bagi masyarakat sehingga keterlibatan masyarakat menjadi bagian dari proses kegiatan dan melestarikan lingkungan.
Sementara itu Feri Johana dari ICRAF Indonesia menjelaskan selama lima tahun program dilakukan ICRAF lebih fokus pada pendekatan pengelolaan bentangan lahan dalam mengembalikan fungsi lingkungan dengan memanfaatkan potensi alam setempat.
"Dalam operasional kegiatan kami akan fokus di lakukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan berlokasi daerah aliran sungai Benenain dan Noelmina," tegas Feri.
Ia menjelaskan aspek pengelolaan dengan fokus pada kebijakan yang nantinya berbasis lokal sehingga berbagai praktik pengelolaan lingkungan dilakukan sesuai dengan tipologi wilayah desa di daerah itu tempat kegiatan program dilakukan.
Menurut dia program yang dilakukan selama lima tahun di tiga provinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Nusa Tenggara Timur dengan anggaran Rp192 miliar dirancang untuk mendukung upaya pencapaian prioritas pembangunan nasional dalam menciptakan penghidupan tahan iklim dan ketahanan pangan bagi masyarakat rentan, khususnya perempuan dan anak di Indonesia.
Sementara itu Kepala bagian perubahan iklim/lingkungan hidup , Global Affairs Canada, (GAC), Gayle Barnett mengatakan, Land4Lives adalah proyek unggulan pemerintah Kanada untuk perubahan iklim.
Kerja sama dengan pemerintah Indonesia merupakan bentuk komitmen internasional Kanada untuk pembiayaan aksi untuk perubahan iklim oleh negara-negara berkembang guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, masyarakat dengan penghidupan tahan iklim dan kesetaraan jender dalam pengelolaan bentang lahan.
"Kami percaya jika upaya perubahan iklim akan lebih efektif ketika perempuan dan anak-anak memiliki peran aktif dalam merancang, mengembangkan dan menerapkan respons perubahan iklim dan lingkungan. Proyek ini dirancang untuk meningkatkan kesetaraan gender serta memberdayakan perempuan, termasuk perempuan petani dan para perempuan kepala keluarga di NTT ," kata Gayle dalam sambutannya yang dilakukan secara daring.
Baca juga: Peneliti ICRAF munculkan model bisnis untuk desa gambut Sumsel
Baca juga: IPB University perbarui kerja sama dengan CIFOR-ICRAF
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022