Serang (ANTARA News) - Kecamatan Kasemen di Kota Serang, Banten, dinyatakan sebagai daerah endemis penyakit kaki gajah.
Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Ela Mediana di Serang, Kamis, mengatakan, saat ini, sebanyak 2,3 persen penduduk di Kecamatan Kasemen positif tertular penyakit kaki gajah atau filariasis.
Fakta itu, kata Ela, diketahui setelah Dinas Kesehatan Kota Serang melakukan pemeriksaan darah penduduk di Kasemen. Dari pemeriksaan itu, sebanyak 2,3 persennya positif mengandung cacing filaria, penyebab penyakit kaki gajah, yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
"Tapi ini baru darahnya saja yang positif mengandung cacing. Sementara efek pembengkakan baru akan terjadi paling cepat tiga tahun kemudian," kata Ela.
Dikatakan Ela, agar cacing dalam darah warga Kasemen ini tidak berkembang biak, maka pihaknya akan menekankan kepada para kepala desa agar memerintahkan warga yang positif memiliki cacing filaria agar meminum obat khusus untuk kaki gajah.
"Tetapi obat untuk kaki gajah ini tidak boleh diberikan pada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil atau menyusui, dan penderita sakit berat," ujarnya.
Ela menambahkan, dari enam kecamatan yang ada di Kota Serang, Kasemen menjadi kecamatan yang paling banyak terdapat penderita kaki gajah karena dari 25 orang penderita filarisasi di Kota Serang, tujuh diantarannya adalah warga Kecamatan Kasemen.
"Tujuh penderita ini terdiri dari tiga orang penderita kasus yang ditemukan pada 2009, sedangkan sisanya yang empat orang ditemukan pada 2010 ini," katanya seraya menambahkan bahwa Pemkot Serang menganggarkan dana untuk penanganan filariasis Rp 200 juta.
Total dana itu digunakan untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan filariasis seperti sosialisasi, sampai biaya transport untuk kader.
Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Serang Hikmat menambahkan bahwa gerakan serentak meminum obat untuk kaki gajah masih belum mendapat hasil maksimal. Padahal, keserempakan ini sangat membantu mengunci penularan penyakit kaki gajah oleh nyamuk.
Ia menyebutkan, dari target yang seharusnya, yaitu sebesar 85 persen warga yang harus meminum obat untuk kaki gajah di Kota Serang, pada tahun 2009 cakupan minum obat baru sampai 58 persen.
Sementara pada tahun 2010 cakupan minum obat baru mencapai 77 persen. "Sementara 15 persen lainnya adalah warga yang ditunda minum obatnya seperti anak usia di bawah dua tahun, wanita hamil, atau yang berpenyakit berat," kata Hikmat. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011