Kairo (ANTARA News) - Setelah Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menjanjikan pemulangan gratis 800 warga negara Indonesia (WNI) bermasalah yang sempat berunjuk rasa pekan lalu, kini ratusan WNI membanjiri Madinatul Hujjad untuk dipulangkan.

Sebagian mereka sengaja mencuri perhatian dengan menari-nari dan berteriak-teriak di tengah jalan -- yang merupakan hal tabu di Arab Saudi -- agar mereka ditangkap oleh pihak keamanan setempat untuk segera dipulangkan ke Indonesia, kata siaran pers KJRI Jeddah yang diterima ANTARA Kairo, Selasa.

Hingga Senin (20/9), sekitar 1.000 WNI telah memasuki halaman Madinatul Hujjad (gedung bekas asrama haji di Bndara Udara lama Jeddah), 800 di antaranya telah menjalani proses pendataan.

Membludaknya WNI di Madinatul Hujjad itu terkait dengan gencarnya pemberitaan di media massa di Indonesia terkait pemulangan gratis tersebut.

Sejumlah WNI yang membanjiri Madinatul Hujjaj tersebut mengaku mendapat informasi tentang program pemulangan gratis ini dari televisi dan media online dan juga mereka diinformasikan oleh keluarga di tanah air.

Para WNI bermasalah tersebut berdatangan dari berbagai kota di negeri kaya minyak itu, menuju kantor KJRI Jeddah dan berkerumun di sekitar gedung KJRI, menuntut agar segera dipulangkan, demikian siaran pers KJRI Jeddah.

Berbeda dengan pemulangan masal sebelumnya, pemerintah Arab Saudi kali ini hanya menyediakan halaman gedung Madinatul Hujjaj untuk melakukan pendataan WNI bermasalah.

Di halaman terbuka dengan suhu panas yang menyengat, para WNI diminta berbaris dan antri untuk menjalani BAP (Berita Acara Pemeriksaan).

WNI bermasalah yang umumnya kaum perempuan ini sempat melakukan aksi unjuk rasa di sekitar gedung KJRI Jeddah selama tiga hari pada pekan lalu yang berdampak pada penghentian pelayanan di Kantor Perwakilan RI itu selama dua hari.

Pelayanan KJRI Jeddah dibuka kembali pada Ahad (18/9) setelah para WNI tersebut membubarkan diri menyusul mereka memperoleh kepastian bahwa proses pendataan akan segera dilakukan atas koordinasi dengan pihak imigrasi Arab Saudi.
(M043)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011