Jakarta (ANTARA) - Agenda iklim akan menentukan kesuksesan Indonesia dalam melaksanakan Presidensi G20 tahun ini, kata pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Jalal.

Dalam webinar bertajuk “The Future of in a Net-Zero World” di Jakarta, Rabu, dia menyebut Presidensi G20 Indonesia sebagai "kesempatan yang datang dalam satu generasi".

Menurut dia, pemerintah tengah gencar membuat kebijakan guna mendukung pembangunan yang ramah iklim sejak 2021

“Saya awalnya merasa khawatir, namun setelah COP26 di Glasgow, Inggris, tahun lalu, kami memiliki momentum yang sangat kuat untuk menciptakan dunia nol bersih dalam abad selanjutnya,” kata Dino.

Dia mengatakan lebih banyak negara yang telah mengumumkan target emisi karbon nol bersih (net zero carbon emission), termasuk Indonesia yang menargetkan pada 2060 atau lebih awal.

Dino berpendapat target itu cukup besar karena sebelumnya hanya negara-negara Eropa yang berani menetapkan seperti itu.

Namun, kata dia, saat ini sekelompok kecil negara lain juga sudah meratifikasinya menjadi undang-undang.

Baca juga: G20 momen bagus fokus pada pendanaan untuk transisi energi hijau

Net zero carbon emission adalah kebijakan jangka panjang pemerintah dan kita baru mulai perjuangan ini,” katanya.

Dia berharap banyak negara ikut menetapkan target ambisius karbon emisi nol bersih, salah satunya dengan beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik.

Pasalnya, lanjut Dino, sektor transportasi menyumbangkan lima persen dari emisi karbon dunia.

China telah menargetkan 30 persen kendaraan listrik pada 2025 dan saat ini industri otomotif Indonesia juga telah mulai mengembangkan kendaraan bebas polusi itu, kata dia.

“Untuk itu, ini yang harus kita capai pada 2026 atau lebih awal,” kata Dino.

Indonesia telah menetapkan tiga agenda utama dalam Presidensi G20 tahun ini, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk melakukan transisi energi sebagai bentuk dukungan pada upaya mengurangi emisi karbon dan memitigasi perubahan iklim dunia melalui Presidensi G20.

Menurut Arifin, pemerintah Indonesia telah menyiapkan beberapa upaya untuk mendorong program transisi energi yang dapat mengurangi emisi karbon di sektor energi dan mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025.

Baca juga: Presidensi G20 jadi solusi masalah iklim dan ketahanan energi
Baca juga: RI dorong perkuat kolaborasi aksi iklim berbasis kelautan di forum G20

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022