Ankara (ANTARA News/AFP/Reuters) - Satu ledakan bom mencederai sedikitnya 15 orang di tengah ibu kota Turki, Ankara, Selasa, kata seorang pejabat pemerintah.

"Tidak ada yang tewas. Lima belas orang cedera," kata Wakil Perdana Menteri Besir Atalay --yang dikutip kantor berita Anatolia.

Kantor berita Reuters, yang mengutip laporan-laporan media, mengatakan dua orang tewas sementara wali kota lokal menyatakan tidak ada yang tewas tetapi tiga orang luka parah.

Seorang pejabat lain pemerintah mengatakan sebuah bom menyebabkan ledakan itu.

"Ada informasi bahwa ledakan itu disebabkan sebuah bom," kata Bilent Arinc, yang juga wakil perdana menteri, yang dikutip jaringan televisi swasta NTV.

Gubernur Ankara menambahkan bahwa penyebab ledakan sedang diselidiki.

"Tim-tm teknis berada di lapangan dan meminta keterangan para saksi mata," kata Gubernur Alaaddin Yuksel kepada Anatolia.

Seorang saksi mata di lokasi itu mengatakan satu tabung gas di sebuah toko di dekat lokasi itu dilempar ke luar dan menyebabkan satu ledakan mobil, kata gubernur itu.

Ledakan tersebut, yang terjadi di dekat kantor-kantor pemerintah distrik Cankaya, memecahkan kaca jendela-jendela toko dan kator-kantor di daerah sekeliling itu, menghancurkan mobil-mobil dan menimbulkan kebakaran yang kemudian dipadamkan oleh para petugas pemadam kebakaran di lokasi itu, kata NTV.

Kantor-kantor itu terletak di dekat taman Kizilay di Ankara, kota berpenduduk empat juta jiwa dan tempat banyak kantor pemerintah serta markas besar militer.

Polisi khawatir terjadi ledakan kedua dan menutup lokasi itu, kata NTV.

Pemberontak Kurdi melakukan serangan-serangan bom di daerah-daerah kota pada masa lalu.

Ledakan itu terjadi pada saat para pejabat Turki mengancam akan melancarkan serangan pasukan daratnya terhadap pangkalan pemberontak Kurdi yang beroperasi di Irak utara setelah serangan baru-baru ini.

Ketika berbicara dengan surat kabar Hurriyet pekan lalu, Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengatakan itu adalah masalah-masalah yang tidak perlu dibahas tetapi segera ditindak.

Pemerintah Turki mempertimbangkan serangkaian tindakan dalam menghadapi serangan yang meningkat termasuk permohonan kepada parlemen untuk memperpanjang izin bagi operasi-operasi militer lintas perbatasan untuk satu tahun lagi setelah izin itu berakhir bulan depan.

Pesawat Turki berulang-ualng membom pangkalan-pangkalan pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Irak utara sejak 17 Agustus dan lebih dari 100 anggota pemberontak tewas dalam serangan-serangan itu, kata data resmi.

PKK,yang masuk dalam daftar kelompok teroris oleh Ankara dan banyak masyarakat internasional mengangkat senjata di daerah Turki tenggara yang berpenduduk mayoritas etnik Kurdi tahun 1984, memicu konflik yang menewaskan sekitar 45.000 orang.

(Uu.H-RN/C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011