"Kami tinggal melakukan follow up lanjutan agar bisa terus sampai ke tahap praklinis bahkan hingga uji klinis," kata Pelaksana tugas Kepala PRBME BRIN Sandi Sufiandi dalam Webinar Ketahanan Kesehatan Nasional: Pengembangan Vaksin Merah Putih di Jakarta, Rabu.
Bibit vaksin Merah Putih tersebut dikembangkan berbasis protein rekombinan dengan menggunakan yeast atau sel ragi. Bibit tersebut telah diserahkan ke PT Bio Farma agar dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga siap masuk ke proses berikutnya yakni uji praklinis.
Di BRIN, ada tiga platform riset dan pengembangan bibit vaksin Merah Putih untuk COVID-19, yang terdiri dari satu riset di Pusat Riset Rekayasa Genetika, dan dua riset di PRBME BRIN, dengan progres yang berbeda-beda.
Baca juga: Vaksin Merah Putih Eijkman mendekati proses uji praklinis
Baca juga: PRBME-BRIN: Bibit vaksin Merah Putih Eijkman sesuai standar industri
Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN sedang melakukan riset untuk pengembangan bibit vaksin berbasis protein rekombinan dengan menggunakan sel mamalia. Uji in vitro sudah dilakukan, dan kemudian akan segera berlanjut ke uji in vivo.
Sementara PRBME mengembangkan bibit vaksin yang berbasis protein rekombinan dengan menggunakan yeast atau sel ragi. Dari kegiatan riset tersebut, bibit vaksin sudah dihasilkan dan diserahkan ke mitra industri PT Bio Farma untuk dikembangkan lebih lanjut.
PRBME juga melakukan riset untuk mengembangkan bibit vaksin berbasis protein rekombinan yang menggunakan sel mamalia. Uji in vitro dan in vivo sudah dilakukan dan menunjukkan hasil yang baik. Namun, PRBME masih belum mendapat mitra industri untuk pengembangan bibit vaksin tersebut.
Sandi berharap dukungan industri mengalir untuk berkontribusi melanjutkan pengembangan vaksin Merah Putih dengan tiga platform yang ada di BRIN tersebut.
Baca juga: BRIN: Eijkman fokus peningkatan yield bibit vaksin Merah Putih
Baca juga: Eijkman: Vaksin Merah Putih diharapkan penuhi 50 persen kebutuhan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022