Jakarta (ANTARA News) - Presiden Federasi Rusia Dmitry Medvedev hingga kini belum memberikan konfirmasi kehadirannya pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ke-16 Asia Timur (East Asia Summit/EAS) pada November mendatang di Bali.
"Pemerintah Rusia sudah menerima undangan untuk hadir dalam KTT tersebut, namun Presiden Medvedev belum memberikan konfirmasinya," kata Atase Pers Kedutaan Besar Rusia di Indonesia Dmitry A. Solodov usai menghadiri penyematan penghargaan "Medal for Strengthening Combat Fraternity" dari Pemerintah Rusia kepada Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Selasa.
KTT ke-16 Asia Timur menurut rencana akan dihadiri 18 kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara kawasan termasuk dua negara besar yang baru menjadi mitra bagi Asia Timur yakni Amerika Serikat dan Rusia. Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah memastikan kehadirannya pada kegiatan tersebut.
Berdasar Deklarasi Kuala Lumpur pada 2005, KTT tersebut akan melanjutkan pembahasan mengenai beberapa isu geopolitik dan strategis untuk mewujudkan kawasan stabilitas bersama (common stability), keamanan bersama (common security) dan kesejahteraan bersama (common prosperity).
Pertemuan puncak tersebut juga dijadwalkan membahas kehadiran AS dan Rusia sebagai mitra baru.
Meski AS secara geografis tidak masuk sebagai bagian dari komunitas Asia Timur, namun kehadirannya merupakan elemen penting untuk membangun komunitas Asia Timur secara politis.
Rusia saat ini merupakan produsen minyak terbesar dunia yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan tiga negara di Asia Timur yakni Korea Utara, Jepang dan China.
Secara geopolitik, kenyataan itu sangat penting bagi Asia Timur sebagai bagian dari rantai ketahanan energi.
Hal itu semakin nyata dengan dibangunnya pipa minyak Eastern Siberia Pacific Ocean (ESPO) pada Januari 2011 yang digunakan Rusia untuk mengekspor minyak mentahnya ke Asia Pasifik khususnya Jepang, China, dan Korea Selatan.
(T.R018/D009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011