Pontianak (ANTARA News) - Pemimpin Sinar Mas Grup Wilayah Kalimantan Barat, Susanto menyatakan, masyarakat perlu memberikan pandangan positif terhadap pengembangan perkebunan kelapa sawit di provinsi itu.
"Ini perlu karena pengembangan perkebunan sawit ikut berperan dalam pengentasan warga dari kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar," kata Susanto saat dihubungi dari Pontianak, Selasa.
CEO Perkebunan Kelapa sawit Sinar Mas Wilayah Kalbar menjelaskan, sejak tahun 2010 dalam pengembangan sawit agar berdampak positif ke masyarakat, pihaknya menggandeng Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia sebagai tim independen untuk meneliti dan menilai (assesment) terkait banyaknya isu-isu seputar pengembangan sawit di Kalbar.
"Hasilnya tidak semua isu tersebut benar, mengenai pengembangan perkebunan sawit di Kalbar telah merusak lingkungan karena menebang hutan produktif. Padahal kami mengembangkan sawit di lahan yang sudah tidak produktif atau terdegradasi hingga menjadi produktif kembali," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Susanto menyampaikan apresiasinya karena telah diundang dalam memberikan kuliah umum di Magister manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, Sabtu (17/9), dengan mengusung tema "Prospek dan Kendala Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Kalbar".
"Mudah-mudahan dengan pemaparan tentang sawit ini, akan memberikan kesamaan persepsi yang positif terhadap pengembangan sawit di Kalbar sehingga bisa menangkal isu-isu luar yang bertujuan menjatuhkan sawit demi kepentingan bisnis lain," katanya.
Menurut dia, Sinar Mas grup mulai mengembangkan perkebunan sawit di Kabupaten Ketapang, Kalbar, sejak tahun 2006 dan di Kabupaten Kapuas Hulu 2008.
Luas perkebunan sawit di Kalbar sekitar 600 ribu hektare atau 7,7 persen dari luas yang ada di Indonesia saat ini sekitar 7,8 juta hektare. Data BPS mencatat, devisa atau penerimaan negara dari hasil ekspor produk sawit sekitar 11 miliar dolar AS tahun 2009 dan meningkat di tahun 2010 sebesar 15 miliar dolar AS (sekitar Rp150 triliun) atau sekitar 10 persen dari total APBN.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Untan Pontianak Dr Ir Sutarman G Msc menyatakan, diundangnya praktisi di bidang pengembangan perkebunan sawit guna menyamakan persepsi tentang sawit yang kini masih banyak pro dan kontra.
"Paling tidak mahasiswa kami tidak lagi simpang siur mendapat informasi tentang dampak negatif dan positif dalam pengembangan perkebunan sawit di Kalbar dan Indonesia umumnya," kata Sutarman.
Dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Pertanian Untan Pontianak menyatakan kesiapannya untuk memonitor perkembangan perkebunan sawit di Kalbar. "Dari apa yang telah kami amati pengembangan sawit di Kabupaten Kapuas Hulu oleh Sinar Mas Grup tidak merusak lingkungan di kabupaten itu," kata Sutarman.
(U.A057)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011