J
Jakarta (ANTARA News) - Teknologi nuklir yang akan dikembangkan oleh Indonesia selama dua dekade ini bertujuan untuk kepentingan pasokan energi, kata Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman.
"Jika seseorang mulai bekerja dengan nuklir, maka orang-orang pasti akan langsung memasang mata dan telinga. Itulah sebabnya Indonesia sejak awal menegaskan bahwa teknologi nuklir yang kita kembangkan untuk kepentingan damai," katanya di Jakarta, Kamis.
Untuk memperoleh kepercayaan masyarakat internasional, kata dia, Indonesia membuka pintu seluas-luasnya bagi Badan Atom Internasional
(International Atomic Energy Agency/IAEA).
"Saya secara juga telah memaparkan rencana kita dihadapan semua pejabat IAEA akhir tahun lalu untuk memastikan bahwa tehnologi nuklir kita untuk kepentingan damai," katanya.
Kepercayaan dunia internasional, menurut Kusmayanto, diperlukan agar Indonesia tidak mengalami masalah sebagaimana yang dialami oleh sejumlah negara.
Bergabungnya Indonesia dalam IAEA juga merupakan itikad baik dari Pemerintah Indonesia dalam menjaga kedamaian dan keamanan dunia, mengingat ada sejumlah negara di dunia yang juga mengembangkan tehnologi nuklir tetapi tidak bergabung dengan IAEA.
Rencana Indonesia untuk mengembangkan tehnologi nuklir hingga saat ini mendapat dukungan dari sejumlah negara, seperi Amerika Serikat (AS), Prancis dan Jepang, sementara itu Italia, Jepang, Jerman, Rusia dan Cina dikabarkan tertarik untuk berinvestasi.
Indonesia berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada 2016, setelah sempat tertunda pada 2004. Rencananya dibangun sekitar empat PLTN.
Saat ditanya pers mengenai kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk mengoperasikan peralatan berteknologi nuklir, Kusmayanto berkata bahwa Indonesia telah menyiapkan semuanya sejak dua dasawarsa lalu.
"Karena sempat tertunda, bahkan mungkin sudah ada yang pensiun para ahli kita," ujarnya.
Teknologi keselamatan operasional suatu PLTN, kata dia, berkembang terus sehingga Indonesia harus terus memperbaharui diri, agar mampu bersaing dengan negara lain.
Sementara itu, Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Soedyartomo Soentono, mengatakan bahwa dalam hal keselamatan kerja dan fungsi PLTN, Indonesia selalu berusaha agar orang terbodoh pun dapat aman berada di ruang kontrol PLTN.
"Terbodoh di sini dalam artian normal," katanya.
Menurut dia, tidak pada tempatnya membandingkan adat kebiasaan sebagian besar masyarakat Indonesia yang tidak tertib, seperti buang sampah sembarangan dengan kemampuan Indonesia memiliki nuklir.
"Memang sampah kita berceceran di stasiun atau terminal, tetapi lihat di bandara, memang toilet umum kotor, tetapi lihat toilet umum di hotel berbintang. Itu bukti bahwa kita juga bisa bersikap disiplin," demikian Soedyartomo. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006