San Francisco (ANTARA News) - Google, Senin waktu AS atau Selasa pagi WIB, telah membuka dompet ponsel pintarnya (Wallet) kepada publik.
Toko-toko yang ambil bagian dalam program ini mulai menawari masyarakat untuk membeli ponsel pintar Nexus S 4G dari provider telepon AS, Sprint.
"Dengan Google Wallet, anda bisa menjentik, membayar, dan men-save melalui ponsel anda dan NFC (near field communication)," kata Osama Bedier, wakil presiden Google urusan pembayaran.
Google Wallet menggunakan chip NFC yang menempel pada ponsel pintar yang memungkinkan penggunanya tinggal "menjentik dan membayar" saat berbelanja di boks register bersistem PayPass dari CitiMasterCard.
"Software" Wallet sedang dikirimkan ke ponsel-ponsel Sprint Nexus S 4G dalam bentuk update otomotis via udara.
"Cuma menginstal applikasinya dan begitu anda mendapati satu atau lebih dari 300.000 lokasi PayPass di seluruh dunia, anda tinggal pergi," kata pendiri gdgt.com Ryan Block dalam satu posting di laman MasterCard seperti dikutip AFP.
Google dan Sprint, bekerjasama dengan mitra finansial Citibank dan MasterCard, memulai menguji program ini Mei lalu. Visa, Discover dan American Express akan segera menyusul.
Semula Wallet menempel pada ponsel pintar Nexus S 4G dari Sprint, namun akan segera diperluas ke ponsel-ponsel pintar berbasis Android.
Wallet akan diterima oleh lebih dari 300.000 gerai di seluruh dunia.
Teknologi NFC telah diuji dan dimanfaatkan di sejumlah negara, terutama
Prancis, namun Wallet akan menjadi yang pertama dioperasikan di Amerika Serikat dalam skala massal.
Stephanie Tilenius, wakil presiden Google urusan perniagaan dan pembayaran, menggambarkan Google Wallet sebagai "generasi perdagangan mobile berikutnya."
"Kami mengembangkan sebuah ekosistem perdagangan terbuka untuk pertama kalinya yang akan memungkinkan anda membayar lewat dompet NFC dan menebus semua promosi pelanggan hanya dalam satu jentikan, selagi berbelanja offline," kata Tilenius.
Wallet adalah platform di mana belanja online shopping bercampur dengan transaksi-transaksi riil biasa. "Kami menyiarkan satu kecenderungan di mana orang tiba-tiba mulai menyelam belanja online," kata Bedier kepada AFP.(*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011