Jakarta (ANTARA) - Rinso, merek dari Unilever Indonesia, menggandeng Anteraja sebagai mitra untuk menyediakan fasilitas jemput-antar sampah plastik terpilah ke bank sampah tanpa pungutan biaya bagi masyarakat di 10 provinsi.
Adapun 10 provinsi tersebut antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Program jemput sampah akan berlangsung selama Maret hingga akhir Mei.
Baca juga: Bank Sampah "Nasi Rames" di Rawa Bunga kumpulkan 266 kilogram sampah
Head of Fabric Care Unilever Indonesia Erfan Hidayat mengatakan pihaknya terus mengajak masyarakat menjaga alam Indonesia agar bersih dan tidak tercemari sampah. Melalui program ini, ia juga mendorong para orang tua agar mengedukasi anak sedari dini untuk berbuat kebaikan tanpa takut kotor.
"Kali ini, Rinso mengajak masyarakat menjadi #GenerasiPilahPlastik dengan melakukan pilah sampah dari rumah guna memberikan manfaat bagi diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan," kata Erfan melalui keterangan resminya, Rabu.
Ia berharap upaya ini bisa diterima dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Dengan memulai langkah kecil pilah sampah dari rumah, lanjut Erfan, maka masyarakat dapat menyediakan lingkungan yang bersih dan lestari untuk anak-anak Indonesia.
Layanan jemput-antar sampah dapat diakses masyarakat dengan mengisi formulir di situs rinsogenerasipilahplastik.com. Nantinya kurir akan melakukan penjemputan tanpa syarat untuk paket recycle (plastic waste). Paket akan dijemput dan diantar ke bank sampah tanpa minimum jumlah paket.
Baca juga: KLHK dorong bank sampah adopsi manajemen yang lebih profesional
Head of Marketing Anteraja Leonardus Ramba mengatakan melalui kolaborasi program jemput sampah ini pihaknya ingin mempermudah masyarakat untuk turut berperan menjadi bagian dari #GenerasiPilahPlastik tanpa harus repot keluar rumah.
"Anteraja selalu berupaya memberikan kebahagiaan bagi semua orang. Kami percaya bahwa bumi yang lestari akan membawa banyak kebahagiaan, dan berupaya mewujudkan hal tersebut melalui banyak cara," kata Leonardus.
Sementara itu, Head of Communication and Engagement Waste4Change Hana Nur Auliana menilai bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk memilah sampah masih terbilang rendah. Merujuk data Badan Pusat Statistik, 81 persen sampah di Indonesia masih berakhir dalam keadaan belum terpilah.
Oleh sebab itu, lanjutnya, kolaborasi antarpihak dalam mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap persoalan sampah menjadi hal yang sangat perlu digalakkan.
"Kami percaya upaya kolaborasi yang dilakukan Rinso dengan Anteraja akan bisa membantu menumbuhkan kepedulian dan kesadaran untuk memilah sampah, sekaligus meningkatkan recycling rate melalui pemanfaatan bank sampah," kata Hana.
Baca juga: Bank Sampah Budi Luhur "sulap" sampah anorganik jadi emas
Baca juga: Pemkot Depok targetkan terbentuk 925 bank sampah
Baca juga: KLHK sebut bank sampah dan sektor informal pilar ekonomi sirkular
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022