"Pada kesempatan itu akan disampaikan pidato pengukuhan dengan judul `Kontribusi Ilmu Mikrobiologi dan Biologi Molekuler Dalam Meningkatkan Kesehatan Manusia`," kata Marlina di Padang, Senin.
Ia menyebutkan, sejak 2003 ia fokus melakukan penelitian di bidang mikrobiologi khususnya keberadaan bakteri vibrio parahaemolyticus yang banyak ditemukan pada makanan laut seperti udang, kerang dan tiram yang didanai oleh Kyoto University Jepang.
"Jika manusia menyantap makanan laut yang di dalamnya terdapat bakteri tersebut dapat mengakibatkan diare, karena di dalamnya terkandung toksin yang memicu terjadinya diare berdarah," jelas dia.
Bakteri vibrio parahaemolyticus pertama kali ditemukan di Jepang dan ia menemukan keberadaan bakteri itu di Pantai Padang, Sumatera Barat pada tahun 2003.
Bakteri tersebut ia temukan pada udang laut, kerang, pensi, lokan dan langkitan yang merupakan penganan laut khas Sumatera Barat.
Tidak hanya di laut, ia juga menemukan bakteri itu pada beberapa hewan yang hidup di danau di Sumatera Barat seperti Danau Singkarak dan Danau Maninjau.
Namun bakteri itu akan mati jika penganan laut tersebut dimasak dengan sempurna pada suhu 100 derajat Celcius, kata dia.
Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat memasak makanan yang berasal dari laut dengan sempurna guna menghindari bakteri yang bisa menyebabkan keracunan.
Selain itu, sebaiknya makanan setelah dimasak langsung disantap, karena jika didiamkan akan lebih rentan muncul organisme baru, kata dia.
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari mikroorganisme dengan objek kajian makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. (IWY/R014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011